Selasa, 19 April 2011

rpp kesehatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK
MODIFIKASI ABK TUNAGRAHITA




MATA PELAJARAN

BAHASA INDONESIA
MATEMATIKA
IPA
IPS
PPKn
SBK




TEMA : KESEHATAN

KELAS / SEMESTER : II ( DUA) B /II
SATUAN PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR






SEKOLAH DASAR NEGERI 33 PANGKALPINANG


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK


MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
: MATEMATIKA
: IPA
: IPS
: PPKn
: SBK
TEMA : KESEHATAN
SATUAN PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR
KELAS / SEMESTER : II ( DUA) /II
ALOKASI WAKTU :
I. STANDAR KOMPETENSI
Bahasa Indonesia
Mendengarkan : 5. Memahami pesan pendek dan dongeng yang dilisankan
Berbicara : 6. Mengungkapkan secara lisan beberapa informasi dengan mendeskripsikan benda dan bercerita
Membaca : 7. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati
Menulis : 8. Menulis permulaan dengan mendeskripsikan benda di sekitar dan menyalin puisi anak

PPKn : 4. Menampilkan nilai-nilai Pancasila


Matematika
Bilangan : 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka

I P A
Energi dan Perubahannya : 4. Memahami peristiwa alam dan pengaruh matahari dalam kehidupan sehari-hari


I P S : 2. Memahami kedudukan dan perabn anggota keluarga dan lingkungan tetangga

S B K : Mengekspresikan diri melalui seni musik



II. KOMPETENSI DASAR
Bahasa Indonesia
Mendengarkan : 5.1 Menyampaikan pesan pendek yang didengarnya

5.2 Menceritakan isi kembali dongeng yang didengarnya

Berbicara : 6.2 Menceritakan kembali cerita anak yang didengarkan dengan mengunakan kata-kata sendiri


Membaca : 7.1 Membaca nyaring teks (15-20) kalimat dengan memperhati kan lafal dan intonasi yang tepat


Menulis : 8.2 Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung yang rapi


PPKn : 4.1 Mengenal nilai kejujuran, kedisiplinan, dan senang bekerja dalam kehidupan sehari-hari


Matematika : 3.2 Melakukan pembagian bilangan dua angka

3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka

3.3 Melakukan operasi hitung campuran


I P A : 4.1 Mengidentifikasi kenampakan matahari pada pagi, siang dan sore hari


I P S : 2.3 Memberi contoh bentuk kerjasama dilingkungan tetangga



S B K : 9.1 Menyanyikan lagu anak dengan atau tanpa iringan sederhana





III. INDIKATOR

Bahasa Indonesia
- Menyebutkan watak/ sifat tokoh dari wacana
- Memerankan tokoh dalam percakapan sesuai dengan ekspresi yang tepat
- Menjelaskan pengal aman yang dialaminya sendiri
- Membaca teks percakapan dengan benar
- Menulis puisi dengan huruf tegak bersambung



PPKn
- Menyebutkan sikap jujur, disiplin dan kerja keras



Matematika
- Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan perkalian dan pembagian
- Menghitung perkalian dengan hasil dua angka
- Menyelesaikan operasi hitung dengan benar


I P A
- Mengurutkan kenampakan matahari pagi siang dan sore hari
-
- Menceritakan kegunaan panas dan cahaya matahari



I P S
- Memberikan contoh cara memelihara dan menjaga linkungan alam sekitar rumah



S B K
- Melakukan gerak tari dengan iringan atau tepukan
- Mengelompokan dan mengidentifikasi geraktari sesuai keseimbangan pola lantai

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
Bahasa Indonesia : - Siswa dapat menyebutkan watak/ sifat tokoh dari wacana*

- Siswa dapat memerankan tokoh dalam percakapan sesuai dengan ekspresi yang tepat
- Siswa dapat menjelaskan pengal aman yang dialaminya sendiri

- Siswa dapat membaca teks percakapan dengan benar

- Siswa dapat menulis puisi dengan huruf tegak bersambung


PKn : - Siswa dapat menyebutkan sikap jujur, disiplin dan kerja keras



Matematika : - Siswa dapat memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan perkalian dan pembagian*
- Siswa dapat menghitung perkalian dengan hasil dua angka
- Siswa dapat menyelesaikan operasi hitung dengan benar
I P A : - Siswa dapat mengurutkan kenampakan matahari pagi siang dan sore hari*
- Siswa dapat menceritakan kegunaan panas dan cahaya matahari
- Siswa dapat memperagakan cara yang aman untuk menghindari pengaruh panas dan cahaya matahari



I P S : - Siswa dapat memberikan contoh cara memelihara dan menjaga linkungan alam sekitar rumah*
- Siswa dapat menceritakan pengalaman membersihkan lingkungan sekitar rumah
- Siswa dapat mendeskripsikan bentuk-bentuk kerja samadilingkungan tetangga


S B K : - Siswa dapat melakukan gerak tari dengan iringan atau tepukan
- Siswa dapat mengelompokan dan mengidentifikasi geraktari sesuai keseimbangan pola lantai


Tanda * = materi modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi kemampuan akademik anak

VI .KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN I (Bahasa Indonesia, Matematika, IPA)
KEGIATAN AWAL :
Guru menertibkan siswa dilanjutkan dengan berdoa
Guru mengabsensi siswa dan menanyakan keadaan para siswa
Guru membagikan gambar seri tentang bemacam gambar orang, lingkungan sehat dan tidak sehat

KEGIATAN INTI
- Guru memberikan tugas siswa untuk menempelkan gambar sesuai kelompok gambar
- Siswa menempel menjadi kelompok sesuai gambar pada papan
- Guru bersama siswa menyanyikan lagu "aku anak sehat"
- Guru menjelaskan kosakata yang ada pada lagu "aku anak sehat"
Ilustrasi tematik
Pada hari ini kamu sudah mendapatkan kartu yang masing masing berbeda, ada gambar orang ada gambar lingkungan, ada yang sehat ada yang tidak sehat. Dari bermacam gambar tersebut ada berapa jumlah kelompok gambar dengan seri yang sama. Ada berapa gambar orang sakit?. Ada berapa gambar lingkungan yang sehat?, ada berapa gambar orang tidak sehat?, dan berapa lingkungan yang tidak sehat?.
Coba X untuk mengelompokan gambar sesuai dengan kelompok.
Ceritakan gambar yang kamu lihat!
- Guru memberikan kesempatan pada beberapa siswa secara mandiri untuk menceritakan gambar
- Siswa menceritakan gambar seri tersebut
Selain cara oleh raga untuk menjaga kesehatan dapat dilakukan dengan berjemur dibawah matahari, tetapi perlu diingat waktu berjemur harus memperhatikan waktu yang tepat, yaitu antara jam 0700 pagi sampai 10 siang. Dari sinar matahari kita dapat memperoleh vitamin D.
Untuk sehat kita juga harus menjaga kebersihan lingkungan, karena dari lingkungan yang sehat kita bisa sehat
Siapa,yang harus menjaga kebersihan lingkungan kita?
Makan teratur dan sehat, tspi tidak berlebihan juga akan membuat kita menjadi sehat.
Olah raga teratur, sperti yang kita lakukan pada hari sabtu. Bisakah kamu mengetahui jumlah peserta kelompok senam dari yang kamu lihat?
- Coba lihat gambar berikut
Peserta senam yang sudah rapi semula 65 anak dari kelas 1- kelas 4 orang, kemuadian kelas 5 dan 6 masuk barisan berjumlah 33 anak. Berapa anak yang mengikuti senam?
Ayo kita buat kalimat matematikanya
65 + 33 = .....
Cara 1


6 5 + 3 3 = 98
5 + 3 = 8
6 + 3 = 9


Cara 2
65
33
___+
98

Coba sekarang dengarkan
Dalam acara lomba lari hari 134 mendaftar hari kedua ada yang mendaftar lagi 52 orang. Berapa peserta yang sudah mendaftar lomba lari?
Siapa mau mencoba menghitungnya?
SD 33 mengadakan rapat wali, guru menyiapkan 140 gelas bolesa, ternyata masih kurang guru mengeluarkan lagi 38 gelas hass, berapa gelas minuman yang dikeluarkan guru?
Coba X dan X maju kedepan kerjakan?
Siapa yang belum paham ?
Latihan
1. Nelayan minggu pertama menjemur ikan tongkol 367 ekor. Minggu kedua menjemur lagi 132 ekor ikan tongkol. Berapa ikan yang telah dijemur pak nelayan?
2. Pak Niman memetik 126 buah mangga pada pagi hari, pada sore hari pak Niman memetik lagi 152 buah mangga, berapa buah mangga yang telah dipetik pak Niman?
3. Didin pengusaha laundry pada hari senin dia menjemur 253 baju cucian, pada hari selasa dia menjemur 132 baju, berapa jumlah baju yang dijemur hari Senin dan Selasa?

- Bagi yang sudah selesai kerjakan LM 1 buku tematik kalian
- Guru membimbing anak mengerjakan penjumlahan.

- Guru menanyakan kegiatan yang dapat dilakukan pada siang hari
- Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang kegunaan panas dan cahaya matahari
- Siswa meceritakan berdasarkan gambar LPA 1
- Siswa menyempurnakan dalam mewarnai LPA 1


*
Siswa menjumlahkan dengan cara susun bawah
Latihan :
23
12
___+
.......
41
21
___+
.......
31
22
___+
.......
22
11
___+
.......
24
12
___+
.......

Bahasa ,IPA
Tulis kalimat berikut!
Ibu menjemur baju basah
Nelayan menjemur ikan
Dijemur supaya kering
Ibu menjemur adik pagi-pagi

Kegiatan Akhir
Guru menyimpulkan materi pelajaran
Memberikan PR LM 2

VII. METODE PEMBELAJARAN

Ceramah, tanya jawab, demonstrasi, pemberian tugas,

VIII.MEDIA / SARANA
MEDIA : gambar orang , lingkungan sehat dan tidak sehat

SARANA : Standar isi ( Permen 22 tahun 2006 )
Panduan belajar tematik SD untuk kelas 2. Semester 2

IX.EVALUASI;
1.PROSEDUR ; TES TERTULIS
2.JENIS TES LISAN DAN PERBUATAN

3.ALAT TES









A. Tertulis
Bahasa Indonesia
Beri keterangan dibawah gambar sesuai pemahaman kamu!


Ceritakan:.....................................
......................................................
......................................................
...................................................... Ceritakan:.......................................
........................................................
........................................................
........................................................ Ceritakan:.......................................
........................................................
........................................................
........................................................

Ceritakan:......................................
........................................................
........................................................
........................................................ Ceritakan:.......................................
........................................................
........................................................
........................................................ Ceritakan:.......................................
........................................................
........................................................
........................................................

Matematika
Hitunglah dengan benar?

Kunci jawaban :
1. 6+6+6+6+6+6=36
6x6 = 36
2. 4+4+4+4+4=20
4x5= 20
3. 3+3+3+3+3+3= 18

4. 6x4=24











IPA
Jawablah dengan benar!
1. Sebutkan 3 sumber energi panas yang ada disekitar kita!
1.
2.
3.

2. Sebutkan 2 sumber energi bunyi yang kamu kenal!
1.
2.

3. Isilah sesuai dengan energinya
Sumber energi Nama benda Energi yang dihasilkan






Kunci jawaban
1. Seterika, dispenser, oven, kompor, api, dll
2. Televisi, radio, hp, wireles, tape, dll
3.
Nama benda Energi yang dihasilkan
blender Gerak
Kompor minyak panas
laptop cahaya
Mesin cuci gerak
HP bunyi



IPS
Jawablah dengan benar!
1. Keluarga inti terdiri dari siapa saja?
2. Peran ayah dirumah sebagai .................... keluarga
3. Kewajiban yang dapat kamu lakukan dirumah yaitu......
4. Mendapatkan sekolah yang baik adalah....................... anak
5. Tanggung jawab ibu rumah tangga..............................

Kunci jawaban
1. Ayah ibu dan anak
2. Kepala
3. Membantu orang tua, belajar rajin, patuh pada kedua oran tua
4. Hak
5. Mengurus rumah tangga,

PKn
Jawablah dengan benar!
1. Musyawarah dilakukan untuk.............
a. Membicarakan permasalahan bersama-sama b. Kegiatan gotong royong c. Memutuskan sendiri-sendiri

2. Berikut kegiatan disekolah yang harus dimusyawarahkan ......
a. Berangkat pagi pagi b. Kegiatan lomba kebersihan c. Mengerjakan ulangan

3. Dalam kegiatan musyawarah, kita harus ......
a. Saling menghormati b. Mengancam c. Menghina

4. Kegiatan musyawarah disekolah seperti ........
a. Pemilihan pengurus kelas b. Pemilihan ketua RT c. Pemilihan kepala desa

5. Hasil musyawarah harus ........ oleh semua anggota musyawarah
a. Diabaikan b. Dilaksanakan c. Dilupakan

Kunci jawaban !
1. A
2. B
3. A
4. A
5. B















SBK
1. Tes Proses pada saat siswa menyanyi berlangsung
NO Nama Siswa NILAI
Kriteria penilaian
6
Tidak menyanyi 7
Menyanyi dibantu guru 8
Dapat menyanyi sendiri






2. Praktik Buatlah bentuk keluarga inti dirumah warnai, namailah dan tempel pada kertas!
Tempel disini?














Mengetahui
Kepala Sekolah




Sulfa, S.Pd
NIP. 196304191983032005 Pangkalpinang , 2010
Guru wali kelas



Rofi Badari
NIP. 197804062005011010

ANALISIS HASIL EVALUASI BELAJAR SISWA
TAHUN : 2010 - 2011
KELAS/SEMESTER : II B /II
MATA PELAJARAN :
TANGGAL PELAKSANAAN :
NO NAMA SISWA NOMOR SOAL NILAI PERSENTASE TINDAK LANJUT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 PERBAIKAN PENGAYAAN
1 Sri Agustina PS
2 Sarina
3 Dariyolasman
4 Kharisma Fitriyani
5 Ari Aji Pangestu
6 Randi Atul Aufa
7 Raesya Nabila D
8 Yudo Alfariszi
9 Bhakti Riodilla r
10 Fathan Fadlurahman
11 Izhar Dinata
12 M. Faris Galasta
13 Suci Halifah
14 Praman Arya D
15 Talia Salsa BH
16 Evin Devianti
17 Ayu Kartika D
18 Shinta Pramudya w
19 Galuh Qineverre lisa
20 Tri Oktaria
21 Dimas Al-hafizh
22 M. Irfandy
23 Husna
24 Khairunissa
25 Irvantara Eshia



JUMLAH SISWA BETUL
JUMLAH SISWA SALAH
PROSEN SIWA BETUL
PROSEN SISWA SALAH
PERBAIKAN
PENGAYAAN
PANGKALPINANG, .................... 2011
MENGETAHUI,
KEPALA SEKOLAH GURU KELAS II B
SD NEGERI 33 PANGKALPINANG


SULFA, S.Pd Rofi Badari
NIP. 196304191983032005 NIP. 197804062005011010

rey

BAB XI. LEMBARAN HIDUP YANG BARU
by Rengga Trianto on Tuesday, April 19, 2011 at 7:24am

Di kamar Mitha termenung sambil memandangi foto Rey. Jari - jarinya menelusuri foto tersebut dengan mata berkaca – kaca. Semenjak kematian Rey yang begitu tragis, ia seperti kehilangan gairah hidup. Setiap ia ingat akan kenangan indahnya bersama Rey, setiap itu pulalah ia meneteskan air mata.

“Tidak ada gunanya kau menangisi laki – laki seperti itu,“ ucap Ibunya tiba – tiba berdiri di ambang pintu. Mitha menyeka air matanya. Ia diam tak menjawab.

“Yang lalu biarlah berlalu, Mit?” ucap Ibunya lagi seraya mendekat ke arahnya dan merangkul pundaknya hangat. Ia masih diam tak menjawab.

“Maafkan Mama Mit. Selama ini Mama selalu mentingin urusan Mama sendiri. Mama memang egois.“

Ia menatap Ibunya dengan tatapan tajam.

“Apakah Mama sadar akan kelakuan liar Mama?!“ tanyanya dengan nada emosi.

“Mama tau. Makanya sekarang Mama minta maaf. Kita mulai lagi lembaran hidup yang baru,“ ujar Ibunya dengan mata berkaca – kaca. Mitha mengalihkan pandangannya. Tak ingin melihat wajah Ibunya yang hanya akan membuat dirinya semakin terbawa emosi.

“Nggak semudah itu Ma. Udahlah!! Mama keluar aja. Aku mau sendirian sekarang,“ usirnya.

“Oke. . . Tapi satu hal yang mesti kau ingat. Kau tidak akan bisa memikul beban ini sendirian.“

Ibunya beranjak keluar dari kamarnya. Namun langkahnya tertahan di ambang pintu. Ia merasa kecewa karena telah gagal meluluhkan hati Mitha untuk dapat memaafkannya. Diam – diam ia mengeluarkan amplop berwarna putih bersih dari dalam sakunya. Amplop tersebut ia pegang dengan tangan bergetar.

“Andaikan kau tau ini?“ batinnya.

Amplop tersebut ia masukkan kembali ke dalam sakunya dan berlalu dari depan pintu kamar Mitha tanpa menyadari bahwa amplop tersebut telah terjatuh ke lantai. Sekelebat Mitha melihat amplop tersebut terjatuh. Diam – diam ia mengambilnya dan membacanya.

“KANKER OTAK??”

Jelegar!!! Bagaikan petir menyambar di siang hari, dadanya terasa sesak saat mengetahui isi amplop tersebut. Saat itu juga, runtuhlah semua rasa benci dan muak yang selama ini menyelimuti hatinya terhadap Ibunya.

Sementara itu, Ibunya berjalan gontai menuruni anak tangga. Pikiran dan tatapan matanya kosong. Ia menatap miris deretan bingkai – bingkai foto yang tergantung rapi di sepanjang dinding anak tangga. Hatinya hancur sekali. Menuruni anak tangga tersebut seakan berjalan di sebuah lorong waktu yang mengingatkan dirinya akan memori – memori indah terdahulu. Ia berhenti di salah satu bingkai foto.

“Mas, kenapa kau berselingkuh? Kurang apa aku ini?“ ucapnya lirih. Jari – jemarinya menelusuri foto tersebut. Perlahan air mata mengalir dari pelupuk matanya.

“Aku rindu saat – saat kita bersama dulu?“ ucapnya terisak. Ia kembali menuruni anak tangga hingga ke bawah. Tapi langkahnya tertahan oleh suara Mitha.

“Ini amplop apa, Ma?“ tanya Mitha dengan suara bergetar. Ibunya menoleh ke arahnya dengan terkejut. Ia meraba sakunya dan ternyata amplop tersebut sudah tidak ada lagi di dalam sana.

“Apakah yang tertulis di surat ini benar, Ma?” tanya Mitha lagi dengan mata yang mulai berkaca – kaca. Ibunya mengangguk perlahan. Lalu Mitha buru – buru menghampirinya dan langsung memeluknya.

“Aku udah maafin Mama . . . aku udah maafin Mama,“ ucap Mitha terisak – isak. Air mata tumpah membasahi pundak Ibunya.

“Mitha . . . “

“Maafin semua kesalahan dan sikap Mitha selama ini ke Mama.”

“Mama udah maafin. Mama janji nggak akan buat kamu bersedih lagi. Mama akan jadi orang tua yang baik disisa umur Mama yang pendek ini.“

Mereka berdua saling berpelukan hangat. Seakan tak ingin lepas. Rasa ego yang besar yang mereka miliki selama ini seakan musnah dan hilang. Kebahagiaan yang selama ini jauh dari kehidupan akan segera di bangun kembali, walaupun telah menjadi reruntuhan puing – puing yang hancur. Semua itu akan merekat kembali menjadi satu dengan semen cinta dan kasih sayang di antara keduanya.

“Kebahagiaan berakar dalam batin dan tumbuh di atas ketentraman jiwa”

(Kurt Kauffman).





♥♥♥





“Kasus pembunuhan yang terjadi di kota Pangkalpinang propinsi Bangka – Belitung beberapa waktu yang lalu yang dilakukan oleh Andrey Wiguna alias Rey akhirnya ditutup oleh Tim Penyidik Kepolisian setelah Rey ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa karena gantung diri di Pantai Tanjung Kelayang beberapa waktu yang lalu. Pengakuan mengejutkan datang dari mulut pacar Rey, Mitha. Ia mengaku bahwa Rey membunuh Eric karena Eric telah memperkosanya. Hal ini mementahkan isu yang berkembang di masyarakat selama ini tentang adanya motif cinta segitiga. Namun, mengapa Mitha baru mengaku sekarang? Menurut wawancara kami dengan Mitha beberapa waktu yang lalu, sebelumnya ia memang tidak mengetahui apa sebenarnya penyebab Rey membunuh Eric. Ia baru mengetahuinya setelah tanpa diduga – duga Rey menghubungi ponselnya sehari sebelum ia diketahui tewas gantung diri. Pada saat itu Rey meminta maaf kepadanya sekaligus menjelaskan apa sebenarnya motifnya membunuh Eric . . . . . . . . . . ”



Chaca menutup jendela internet explorernya. Ia tertegun sejenak setelah membaca berita tersebut. Ia teringat akan sikapnya terhadap Mitha di pemakaman beberapa waktu yang lalu. Betapa tidak beralasannya dia menuduh Mitha yang tidak – tidak seperti itu. Betapa berdosanya ia terhadap Mitha. Dan betapa kekanak – kanakannya dirinya. Masih terbayang di pelupuk matanya bagaimana ekspresi wajah Mitha yang tak berdosa itu saat dituduh yang bukan – bukan olehnya. Ia tidak habis pikir, bagaimana bisa ia mempunyai pikiran yang sekonyol dan sepicik itu.

Entah dari mana datangnya ide yang tak beralasan tersebut sehingga mampu membuatnya lepas kendali untuk menuduh Mitha melakukan hal yang tidak pernah ia lakukan. Mengapa ia tidak mau mendengarkan penjelasan Mitha pada waktu itu. Entah setan apa yang telah berhasil menyumbat lubang telinga dan menutup mata hatinya hingga penjelasan yang keluar dari mulut Mitha hanyalah seperti sebuah omong kosong yang tidak patut untuk diperdengarkan.

“Haaaahhh . . . !!!!!“ teriaknya kesal. Ia membanting tumpukan – tumpukan buku yang berada di samping monitor komputernya hingga buku – buku tersebut jatuh berserakan di lantai. Ia menyesal dan sangat terpukul sekali. Apalagi setelah ia tahu bahwa Eric telah memperkosa Mitha.

“Eric . . . kau sungguh manusia yang tak bermoral!!“ ucapnya emosi. Seketika ia teringat akan ucapan Mitha yang mengatakan bahwa Eric melihatnya dengan tatapan penuh nafsu saat di cafĂ© waktu itu, “Ya . . . Mitha benar . . . Mitha benar. Aku memang jahat.”

Malam itu juga Chaca langsung mengemasi pakaiannya dan menelpon agen perjalanan untuk reservasi tiket pesawat. Yang ada di pikirannya malam itu cuma satu. Ia ingin secepatnya pulang ke Pulau Bangka dan segera menemui Mitha untuk meminta maaf.





♥♥♥



“Sekarang semuanya telah terbukti. Aku tidak bersalah. Justru Ericlah yang bersalah.”

“Aku sudah tau semuanya, ‘Tha. Aku membaca beritanya dari internet. Aku minta maaf karena telah menuduhmu yang tidak – tidak waktu itu. Aku menyesal . . “ ucap Chaca dengan wajah yang sangat bersalah.

“Sudahlah ‘Ca, aku sudah memaafkanmu.”

Chaca menarik napas lega.

“Aku juga turut sedih atas apa yang telah menimpamu. Tak kusangka Eric bisa berbuat hal yang tidak beradab seperti itu kepadamu. Dia memang tidak bermoral!! BAJINGAN!!!” geram Chaca.

Suasana hening sejenak. Mitha menyandarkan dirinya pada sebuah bangku taman. Sementara Chaca tak tahu apa yang harus dibicarakannya selanjutnya. Ia merasa gugup dan kehilangan kata - kata di hadapan orang yang telah ia tuduh seenaknya dan kini orang tersebut telah memaafkannya dengan tulus.

“Sebenarnya berita yang kau baca dari internet itu tidak semuanya benar,” ucap Mitha tiba – tiba membuyarkan lamunan Chaca.

“He-eh . . . Maksudmu?” tanyanya mendekat ke Mitha dan duduk di sebelahnya. Raut wajahnya menunjukkan gurat – gurat keingintahuan.

“Aku ingin kau mengetahui satu hal yang mungkin akan membuatmu syok. Sama seperti aku saat Rey mengucapkannya di hadapanku,” ujar Mitha makin membuat Chaca ingin tahu.

“Hal apa, ‘Tha?”

Mitha menghela napas yang panjang sebelum melontarkan jawaban tersebut.

“Rey dan Eric adalah pasangan gay. Ya . . . mereka gay,” jawab Mitha dengan mata berkaca – kaca. Chaca terkejut bukan kepalang mendengar Mitha berkata seperti itu.

“Ga . . gay maksudmu?”

“Benar ‘Ca. Aku benar – benar tidak menyangka kalau Rey adalah seorang Gay. Dia sendiri yang mengaku padaku waktu aku bertemu dengannya di pantai.”

“Bertemu di pantai?” tanya Chaca heran.

“Aku berbohong di media. Sebenarnya Rey tidak menelponku, tapi akulah yang bertemu dengannya di pantai secara tidak sengaja. Pada saat itu aku meminta dia menjelaskan semuanya.”

“jadi . . . ?”

“Ya . . . aku menemukan Rey dan salahku tidak menelpon Polisi waktu itu. Aku hanya ingin dia bersikap gentleman, seperti sikap yang dia tunjukkan selama ini padaku,” ucap Mitha membela diri.

Chaca mendengarkannya dengan serius walaupun di wajahnya masih tampak gurat – gurat keterkejutan yang teramat sangat.

“Selain gay, Eric juga seorang gigolo. Mungkin! Karena Rey bilang, Eric pernah kencan dengan Mamaku.”

Chaca tak bisa berkata apa – apa setelah mendengar ucapan Mitha tersebut. Ia hanya bisa terkejut dan seakan tak percaya bahwa Eric adalah seseorang yang bisa berbuat hal – hal yang amoral seperti itu. Ia juga tak habis pikir, kenapa Eric bisa mencintainya seperti layaknya seorang pria mencintai seorang wanita pada umumnya.

“Aku tidak mengerti ‘Tha. Kalau Eric gay, kenapa dia mau berhubungan denganku?” tanya Chaca heran.

“Mungkin Eric cowok straight,” jawab Mitha cepat.

“Straight????”

“Ya, cowok yang suka wanita tapi juga suka dengan pria. Tapi celakanya, cintanya yang terbesar hanya untuk Rey, tidak untukmu. Dia menjalin hubungan denganmu mungkin hanya untuk sekedar having fun semata. Maaf aku berbicara seperti itu.”

“Sekarang aku mengerti, kenapa saat itu dia menyobek – nyobek foto – foto kebersamaannya dengan Rey dan tak henti – hentinya berbicara tentang Rey tiap ada kesempatan. Lantas hubunganmu dengan Rey?”

“Rey menjalin hubungan denganku karena dia ingin berubah. Dia ingin sekali berubah menjadi laki – laki normal. Dia ingin bisa mencintai seorang wanita dengan sepenuh hatinya. Tapi kenyataannya, dia tetap tak bisa,” ucap Mitha menerawang. Matanya mulai berkaca – kaca. Chaca mengelus pundaknya hangat.

“Hal itulah yang membuat Eric sakit hati. Dia merasa dicampakkan oleh Rey. Dia cemburu. Sejak saat itu dia mulai melancarkan berbagai cara untuk membalas sakit hatinya kepada Rey, salah satunya dengan memperkosaku.”

“Walaupun dia gay, di mataku, Rey tetaplah seorang laki – laki sejati. Aku membencinya tapi aku juga mencintainya. Dia akan tetap selalu ada di dalam hatiku, walaupun sekarang dia telah pergi jauh untuk selama – lamanya,” lanjut Mitha dengan air mata yang tak dapat dibendung lagi. Spontan Chaca memeluknya dengan hangat. Seketika air mata tumpah membanjiri pipinya yang putih mulus.

“Sudah ‘Tha. Kamu nggak sendirian. Bukankah aku juga mengalami hal yang sama denganmu? Kita berdua sama – sama ditipu. Aku juga tidak menyangka kalau Eric adalah seorang gay. Karena saat aku menjalin hubungan dengannya, dia tidak pernah menunjukkan tindakan – tindakan yang mencurigakan. Aku memang tau dia berteman dengan Rey. Dia bilang Rey adalah sahabatnya. Namun, aku benar – benar tidak menyangka kalau hubungan mereka ternyata lebih dari itu,” ucap Chaca panjang lebar.

Mitha melepaskan pelukan Chaca.

“Aku ingin memulai lembaran hidup yang baru, ‘Ca? Aku ingin melupakan semuanya,” ucapnya dengan suara serak. Chaca menatap wajahnya dan menghapus air matanya.

“Akupun begitu, ‘Tha. Tak enak rasanya hidup dengan bayang – bayang masa lalu. Anggap saja semua peristiwa ini adalah pelajaran yang berharga untuk kita. Sekarang . . . . kita berteman ‘kan?” ucap Chaca menyodorkan jari kelingkingnya ke hadapan Mitha. Mitha menyambutnya dengan mengaitkan jari kelingkingnya.

“Bukan berteman, tapi bersahabat . . . “























Dua tahun kemudian . . . . . . .

“Ayo naik ke atas!!” teriak Mitha dari atas kepada seorang cowok kurus berkacamata dan mempunyai lesung pipit di pipi kirinya itu.

“Nggak ah! Di bawah aja!!” teriaknya.

“Ayo Rey!!” teriak Mitha lagi sambil meraih tangan Rey dan menariknya ke atas.

“Tu liat? Indahkan pemandangannya?”

Rey mengangguk pelan. Ia tersenyum sambil menghirup udaranya dalam – dalam. Ia merentangkan kedua tangannya di ujung batu besar tersebut. Baju kemejanya melayang – layang seperti terbang. Mitha tertegun melihat pemandangan itu. Tanpa sadar airmata menetes dan mengalir di pipinya. Rey melihatnya dengan heran.

“Ada apa Mit?” tanyanya dengan nada heran. Mitha menyeka air matanya dan langsung memeluk tubuh Rey. Rey mengusap rambut panjangnya dengan lembut. Perlahan Mitha melepaskan pelukannya.

“Gaya kamu tadi mengingatkan aku pada seseorang,” ucapnya lirih. Rey mengernyitkan dahinya.

“Siapa?”

“Orang yang paling kucintai.”

“Siapa dia Mit?” tanya Rey lagi dengan raut wajah yang sedikit cemburu.

“Namanya Rey,” jawabnya singkat. Rey makin tidak mengerti.

“Kamu lucu ya Mit. Itu aku ‘kan?” tanyanya tertawa kecil.

Mitha berjalan perlahan menuju pohon beringin besar yang tumbuh di atas celah batu granit besar tersebut.

“Dulu aku punya pacar. Namanya Rey.”

“Oh . . . aku sekarang tau, kamu terima aku jadi cowok kamu karena namaku sama dengan mantan kamu yang dulu,” komentar Rey dengan nada malas. Mitha mengelus pipinya pelan.

“Kau cemburu?” tanya Mitha tersenyum manis.

“Aku nggak cemburu, siapa lagi yang cemburu?” bantahnya dengan salah tingkah.

“Kamu nggak perlu cemburu lagi sama orang yang telah meninggal,” ucap Mitha mengejutkan Rey.

“Maksudmu?”

“Ya, Rey telah meninggal. Dia bunuh diri. Tepatnya di sini, di pohon beringin itu,” jawab Mitha seraya menunjuk pohon beringin besar nan rimbun yang tidak diketahui berapa usianya itu. Wusshh . . . . !!!! seketika hembusan angin menjadi kencang menerbangkan dedaunan kering yang berserakan di bawahnya. Tiba – tiba tubuh Rey menjadi dingin. Bulu kuduknya berdiri. Ia merapatkan kedua tangannya di dada.

“Andrey Wiguna, anak dari pengusaha Hady Wiguna, menjadi buronan setelah membunuh temannya sendiri, Eric. Kemudian dia membunuh istri muda Ayahnya dan terakhir dia mengakhiri hidupnya di sini,” kenang Mitha. Dahan pohon beringin tersebut mulai bergerak – gerak ditiup angin. Bunyinya gemerisik seakan memberi pertanda bahwa Rey hadir di tengah – tengah mereka berdua.

“Tragis sekali nasibnya.”

“Kau tau mengapa dia membunuh temannya?” tanya Mitha. Rey menggelelng.

“Dia membunuh temannya karena temannya tersebut telah memperkosa aku.”

Rey terkejut mendengarnya. Satu hal penting yang tidak diketahui olehnya selama ini akhirnya terungkap dari bibir Mitha sendiri.

“Apa? Perkosaan?” katanya terkejut.

“Ya, aku ingin jujur kepadamu Rey. Dan kuharap kau bisa mengerti. Kalaupun kau ingin meninggalkanku sekarang, aku siap menerimanya,” ucapnya dengan mata berkaca – kaca. Rey memegang kedua tangannya. Lalu ia meminta Mitha melanjutkan cerita.

“Eric memperkosaku karena dia cemburu kepada Rey.”

Rey mengernyitkan dahinya.

“Cemburu?”

“Ya, karena Rey adalah seorang Gay. Sebelum dia menjalani hubungan denganku, dia sudah lebih dulu berhubungan dengan Eric. Perilaku mereka menyimpang. Rey memacariku hanya untuk menjadikanku alat agar dia berubah menjadi laki - laki normal. Aku tidak tau kalau Rey membohongiku. Dia bilang cinta padahal hatinya bilang tidak. Dia terima ciuman dariku padahal dia sendiri tidak menikmatinya,” tuturnya dengan berderai air mata. Rey memeluknya.

“Sudahlah Mit. Yang lalu biarlah berlalu. Aku bisa menerimamu apa adanya walaupun dulu kau pernah dilecehkan,” kata Rey menenangkan sambil mengusap punggungnya pelan.

“Terima kasih Rey,” ucap Mitha dengan suara yang serak.

“Aku bisa menggantikan sosok Andrey yang pernah kau cintai dulu. Tentunya aku bukan GAY seperti dia. Aku REY!!! Pria sejati yang akan mencintaimu dengan sepenuh hati,” katanya membanggakan diri. Mitha mencubit gemas perutnya. Lalu ia memeluk tubuh Rey semakin erat. Bibirnya tersenyum bahagia.



♥♥♥









“Walaupun kau telah tiada, kau tetap akan selalu ada di dalam hatiku, Rey? Aku tidak bisa membencimu walaupun telah kucoba berulangkali. Kini aku memulai lembaran kisah hidup yang baru. Semua telah banyak berubah Rey. Mama telah bercerai dengan Papa. Walaupun Mama bahagia telah lepas dari penderitaan batin selama beberapa tahun ini namun penderitaan lain yang tak kalah hebatnya datang mendera. Mama terkena kanker otak, Rey. Sesuatu hal yang tidak pernah kusangka dan tidak pernah kuduga sebelumnya. Keadaan Mama semakin ringkih, tidak seperti yang dulu. Aku kasihan melihatnya. Aku selalu berdoa semoga datang keajaiban untuk Mama agar bisa sembuh. Walaupun kita semua tahu, bahwa hanya sedikit saja orang yang menderita kanker otak bisa sembuh secara total. Tapi aku tetap yakin, suatu saat keajaiban itu akan datang menghampiri Mama.

Kau lihat!! sekarang aku juga punya pacar. Namanya REY. Sama saat aku memanggilmu dulu. Oya, kalung liontin pemberianmu masih kusimpan baik – baik, begitupun dengan jaketmu. Kau dulu pernah berkata “Jika kau rindu aku, pakai saja jaketnya. Aku akan hadir di dekatmu.” Aku selalu ingat akan kata – kata itu.

Rey, Aku tetap mencintaimu walaupun pada kenyataannya kau tidak mencintai aku. Ya . . . karena kau Gay. Tapi bagiku, kau tetap seorang laki – laki sejati. Anggap saja dulu aku mencintaimu hanya sebagai seorang sahabat, bukan sebagai seorang kekasih.”



TAMAT

Jumat, 15 April 2011

MANAJEMEN PENDIDIKAN

PEDOMAN
PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA
PENDIDIKAN INKLUSIF













DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH LUAR BIASA
DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
TAHUN 2008

DAFTAR ISI


Hal.
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
KATA SAMBUTAN ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................ 1
B. Tujuan penulisan Pedoman .......................................... 3
BAB II KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA............................ 4
A. Mekanisme .................................... 4
B. Sarana dan Prasarana Umum ........................................... 5
C. Sarana Khusus untuk ABK .................................................. 5
1. Anak Tunanetra ........................................................... 5
2. Anak Tunarungu/Gangguan Komunikasi .................... 9
3. Anak Tunagrahita .................... 13
4. Anak Tunadaksa ......................................................... 20
5. AnakTunalaras ............................................................. 25
6. Anak Berbakat ............................................................ 27
7. Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar ................ 28
D. Prasarana Khusus untuk ABK ............................................ 30
BAB III PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA KHUSUS.............. 32

















BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Sekolah penyelenggara pendidikan inklusif adalah sekolah yang menyediakan layanan pendidikan bagi semua peserta didik biasa maupun peserta didik yang berkebutuhan khusus di kelas yang sama.

Sekolah penyelenggara pendidikan inklusif merupakan tempat pendidikan untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) untuk mendapat perlakuan secara proporsional dari semua unsur yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan. Konsekuensi dari kondisi sekolah penyelenggara pendidikan inklusif menuntut adanya penyesuaian strategi pembelajaran dalam upaya melaksanakan kurikulum yang telah disyahkan secara nasional.

Adanya pelaksanaan strategi pembelajaran yang bervariasi akan berdampak pada penyiapan jumlah, kualifikasi, sertifikasi tenaga pendidik, penyiapan sarana dan prasarana terutama untuk menunjang peserta didik yang memerlukan layanan pendidikan khusus. Untuk itu, sekolah penyelenggara pendidikan inklusif perlu menyiapkan sarana dan prasarana sesuai dengan jenis ABK.

Kebutuhan sarana dan prasarana dikemas dalam buku pedoman Kebutuhan dan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Inklusif. Dalam buku pedoman ini disajikan kebutuhan peralatan, sumber belajar dan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

1. Anak Tunanetra
Peralatan yang dibutuhkan meliputi:
Alat assesmen penglihatan, alat orientasi dan mobilitas, alat bantu pelajaran/akademik, alat bantu visual, alat bantu auditif, dan alat latihan fisik.

2. Anak Tunarungu
Peralatan yang dibutuhkan meliputi:
Alat assesmen, alat bantu dengar, latihan bina persepsi bunyi dan irama, alat bantu pelajaran/akademik, dan alat latihan fisik.

3. Anak Tunagrahita
Peralatan yang dibutuhkan meliputi:
Alat assesmen kemampuan akademik dan penyesuaian diri, alat latihan bina diri, alat dan pengembangan konsep dan simbol bilangan, alat pengembangan kreativitas, daya pikir dan konsentrasi, alat pengajaran bahasa, dan latihan perseptual motorik.

4. Anak Tunadaksa
Peralatan yang dibutuhkan meliputi:
Alat Assesmen, alat latihan fisik, alat bina diri dan bina gerak, alat orthotic dan prothectic, dan alat bantu pelajaran/ akademik.

5. Tunalaras
Peralatan yang dibutuhkan meliputi:
Alat assesmen gangguan prilaku, alat terapi perilaku, dan alat terapi permainan.

6. Anak Berkesulitan Belajar
Peralatan yang dibutuhkan meliputi:
Alat assesmen kemampuan belajar, dan alat bantu belajar/akademik (kesulitan belajar membaca,kesulitan belajar bahasa, kesulitan belajar menulis, kesulitan belajar matematika).

7. Anak Cerdas Istimewa
Peralatan yang dibutuhkan meliputi:
Alat assesmen, dan alat bantu pelajaran/akademik antara lain: laboratorium IPA, bahasa, komputer, dll.


8. Anak Berbakat Istimewa
Peralatan yang dibutuhkan meliputi:
Alat assesmen, dan alat bantu pelajaran/akademik antara lain: laboratorium bahasa, komputer, studio, arena seni, ruang gimnastic, arena olahraga, dll.

.
B. Tujuan Penulisan Pedoman

Memberikan wawasan dan pedoman kepada pemerhati, pembina, dan pelaksana pendidikan di lapangan agar mampu dalam mengadakan dan mengelola sarana-prasarana sesuai kebutuhan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).


BAB II
KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA

A. Mekanisme

Dalam menentukan kebutuhan dan pengelolaan sarana prasarana perlu memperhatikan mekanisme berikut ini:
1. SLB Pembina dan atau SLB terdekat dijadikan tempat sebagai center assesment bagi anak yang diduga membutuhkan layanan pendidikan khusus. Penempatan layanannya dirujuk ke sekolah biasa (sekolah penyelenggara pendidikasn inklusif) yang terdekat dengan tempat tinggalnya.
2. Pengadaan sarana dan prasarana yang diberikan pada sekolah penyelenggara pendidikan inklusif adalah hanya yang bersifat prioritas utama (sesuai dengan kebutuhan ABK, mudah dioperasikan/tidak memerlukan tenaga operasional khusus, relatif mudah diadakan/murah dan dapat dibuat sendiri oleh pengelola pendidikan ABK).
3. Penentuan jumlah sarana dan prasarana didasarkan pada rasio pengguna dengan sarana yang diadakan ( berprinsip pada faktor guna tinggi).
4. Pada hakekatnya semua sarana dan prasarana pendidikan yang ada pada SD reguler dapat dimanfaatkan anak berkebutuhan khusus (ABK), hanya memerlukan sedikit modifikasi dalam penggunaannya.
7. Guru sekolah biasa yang menangani anak berkebutuhan khusus hanya guru yang telah dibekali pengetahuan dan kemampuan menangani ABK termasuk dalam pengadaan dan penggunaan sarana dan prasarana.
8. Cara pengadaan dan penggunaan sarana dan prasarana dapat melihat pada SLB terdekat atau memanggil guru SLB untuk datang memberi contoh mengenai penggunaan alat yang terdapat di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif.
9. Jumlah guru reguler di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif tidak perlu ditambah tetapi disediakan guru pendidikan khusus (GPK) dari SLB yang dijadikan center ( bisa SLB Pembina atau SLB terdekat) atau guru sekolah reguler yang dididik dan dilatih untuk menjadi seorang guru yang memahami ilmu Pendidikan Luar Biasa.

B. Sarana dan Prasarana Umum

Sarana dan prasarana yang dibutuhkan di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif tidak berbeda dengan sarana dan parasarana yang dibutuhkan di sekolah regular pada umumnya, yaitu:

1. Ruang kelas beserta perlengkapannya (perabot dan peralatan)
2. Ruang praktikum (laboratorium) beserta perangkatnya (perabot dan peralatan)
3. Ruang perpustakaan beserta perangkatnya (perabot dan peralatan)
4. Ruang serbaguna beserta perlengkapannya (perabot dan peralatan)
5. Ruang BP/BK beserta perlengkapannya (perabot dan peralatan)
6. Ruang UKS berta perangkatnya (perabot dan peralatan)
7. Ruang kepala sekolah, guru, dan tata usaha, beserta perlengkapannya (perabot dan peralatan)
8. Lapangan olahraga, beserta peralatannya (perabot dan peralatan)
9. Toilet
10. Ruang ibadah, beserta perangkatnya (perabot dan peralatan)
11. Ruang kantin
12. Ruang sumber (resource room)
Ruang sumber (no. 12) merupakan kekhususan pada sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang membedakan dengan sekolah lainnya. Ruang sumber ini dilengkapi media khusus yang diperlukan bagi anak berkebutuhan khusus, untuk mendukung kegiatan pendidikan, pelatihan dan bimbingan.

C. Sarana Khusus untuk ABK

Penentuan sarana khusus untuk setiap jenis kelainan didasarkan pada skala prioritas artinya mengacu pada kondisi dan kebutuhan peserta didik.





1. Anak Tunanetra
a. Alat Asesmen
Bervariasinya kelainan penglihatan pada anak tunanetra menuntut adanya pemeriksaan yang cermat dalam mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya. Assesmen kelainan penglihatan dilakukan untuk mengukur kemampuan penglihatan dalam bentuk geometri, mengukur kemampuan penglihatan dalam mengenal warna, serta mengukur ketajaman penglihatan. Alat yang digunakan untuk assesmen penglihatan anak tunanetra dapat seperti di bawah ini.
1) Snellen Chart (alat untuk mengetes ketajaman penglihatan dalam bentuk hurup dan simbol E)
2) Ishihara Test (alat untuk mengetes ”buta warna”)
3) SVR (Trial Lens Set) (alat untuk mengukur ketajaman penglihatan)
4) Snellen Chart Electronic (alat untuk mengetes ketajaman penglihatan sistem elektronik – bentuk hurup dan simbol E)

















SNELLEN CHART


b. Orientasi dan Mobilitas
Pada umumnya anak tunanetra mengalami gangguan orientasi mobilitas baik sebagian maupun secara keseluruhan. Untuk pengembangan orientasi mobilitasnya dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat berikut ini.
1) Tongkat panjang (alat bantu mobilitas berupa tongkat panjang yang terbuat dari allumunium)
2) Tongkat Lipat (alat bantu mobilitas berupa tongkat yang dapat dilipat terbuat dari allumunium)
3) Tongkat elektrik (alat bantu mobilitas berupa tongkat yang berbunyi apabila ada benda di dekatnya)
4) Bola bunyi (bola sepak yang mengeluarkan bunyi)
5) Pelindung kepala (alat pengaman kepala dari benturan/helm sport)


















TONGKAT PUTIH LIPAT

c. Alat Bantu Pembelajaran/Akademik

Layanan pendidikan untuk anak tunanetra selain membaca, menulis, berhitung juga mengembangkan sikap, pengetahuan dan kreativitas.
Akibat kelainan penglihatan anak tunanetra mengalami kesulitan dalam menguasai kemampuan membaca, menulis, berhitung.
Untuk membantu penguasaan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat seperti berikut ini.
1) Peta Timbul (peta tiga dimensi bentuk relief)
2) Abacus (alat bantu berhitung)
3) Penggaris Braille (penggaris dengan skala ukur bentuk relief)
4) Blokies (sejumlah dadu dengan simbol Braille dengan papan berkotak)
5) Papan Baca (alat untuk melatih membaca)
6) Meteran Braille (alat untuk mengukur panjang/lebar dengan skala ukur dengan simbol Braille)
7) Kompas Braille (pengukur posisi arah angin dengan tanda Braille)
8) Kompas bicara (penunjuk arah angin dengan suara)
9) Talking Watch (jam-tangan elektronik yang dapat mengeluarkan suara)
10) Gelas Rasa (gelas untuk mengukur tingkat sensitifitas rasa)
11) Botol Aroma (botol berisi cairan untuk mengukur tingkat sensitifitas bau)
12) Braille Kit (perlengkapan pengenalan huruf dan angka Braille)
13) Mesin tik Braille (mesin tik dengan huruf Braille)
14) Kamus bicara (kamus yang dapat mengeluarkan suara berbentuk CD)
15) Jam tangan Braille (jam tangan dengan huruf Braile)
16) Puzzle Ball (puzle bentuk potongan bola/lingkaran)
17) Model Anatomi (Model anatomi tiga dimensi dan dapat dirakit)
18) Globe Timbul (bola dunia tiga dimensi)
19) Bentuk–bentuk Geometri (puzle bentuk potongan geometris/peraturan)
20) Collor Sorting Box (alat untuk melatih ketajaman penglihatan melalui diskriminasi warna)
21) Reglet & Stylus (alat tulis Braille)
22) Komputer dan Printer dengan software Braille (komputer dan printer huruf Braille).
23) Screen reader (software pembaca screen)


























PAPAN BACA BRAILLE















BLOKIES (PAPAN HITUNG)
















GLOBE TIMBUL


d. Alat Bantu Visual (alat bantu penglihatan)

Kelainan penglihatan anak tunanetra bervariasi dari yang ringan (low vision) sampai yang total (total blind). Untuk membantu memperjelas penglihatannya pada anak tunanetra jenis Low vision dapat digunakan alat bantu sebagai berikut.

1) Magnifier Lens Set (alat bantu penglihatan bagi low vision bentuk hand and standing berbagai ukuran)
2) CCTV (Closed Circuit Television/alat bantu baca untuk anak low vision berupa TV monitor)
3) View Scan (alat bantu baca untuk anak low vision berupa scaner)
4) Televisi (TV monitor/pesawat penerima gambar jarak jauh)
5) Prism monocular (alat bantu melihat jauh)


MAGNIFIER LENS SET














MAGNIFIER LENS SET


e. Alat Bantu Auditif (alat bantu pendengaran)
Untuk melatih kepekaan pendengaran anak tunanetra dalam mengikuti pelajaran dapat digunakan alat-alat seperti berikut ini:
1) Tape Rekorder Doble Dek (alat rekam/tampil suara model dua tempat kaset)
2) Alat Musik Pukul (alat-alat musik jenis pukul/perkusi)
3) Alat Musik Tiup (alat-alat musik jenis tiup)














f. Alat Latihan Fisik
Pada umumnya anak tunanetra mengalami kesulitan dan kelambanan dalam melakukan aktivitas fisik/motorik. Hal ini akan berpengaruh terhadap kekuatan fisiknya yang dapat menimbulkan kerentanan terhadap kesehatannya.
Untuk mengembangkan kemampuan fisik alat yang dapat digunakan untuk anak tunanetra adalah sebagai berikut .
1) Catur tunanetra (papan catur dangan permukaan tidak sama untuk kotak hitam dan putih, sehingga buah catur tidak mudah bergeser)
2) Bridge tunanetra (kartu bridge dilengkapi huruf Braille)
3) Sepak bola dengan bola berbunyi (bola sepak yang dapat menimbulkan bunyi)
4) Papan Keseimbangan (papan titian untuk melatih keseimbangan pada saat berjalan)
5) Power Rider (alat untuk melatih kecekatan motorik)
6) Static Bycicle (speda permanen/tidak dapat melaju)




2. Tunarungu/Gangguan Komunikasi

a. Alat Asesmen

Bervariasinya tingkat kehilangan pendengaran pada anak tunarungu/gangguan komunikasi menuntut adanya pengelolaan yang cermat dalam mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya.

Asesmen kelainan pendengaran dilakukan untuk mengukur kemampuan pendengaran, atau untuk menentukan tingkat kekuatan suara/sumber bunyi. Alat yang digunakan untuk asesmen pendengaran anak tunarungu adalah seperti berikut
1. Scan Test (alat untuk mendeteksi pendengaran tanpa memerlukan ruang khusus)
2. Bunyi-bunyian (alat yang dapat menimbulkan berbagai jenis bunyi)
3. Garputala (alat pengukur getar bunyi/suara atau tinggi nada)
4. Audiometer & Blanko Audiogram (alat ukur kemampuan pendengaran dengan akurasi tinggi melalui tes audiometri)
5. Mobile Sound Proof (kotak kedap suara sebagai perangkat tes audiometri)
6. Sound level meter (alat pengukur kuat suara)

















AUDIOMETER PORTABLE








































GARPU TALA
b. Hearing Aids (Alat Bantu Dengar)
Anak tunarungu mengalami gangguan pendengaran baik dari ringan sampai berat/total. Untuk membantu pendengarannya dapat dilakukan menggunakan alat bantu dengar (hearing aid) seperti berikut ini.
1) Model saku (alat bantu dengar model-saku)
2) Model belakang Telinga (alat bantu dengan model ditempel di belakang telinga)
3) Model dalam Telinga (alat bantu dengan model dimasukan langsung ke dalam telinga)
4) Model kacamata (alat bantu dengar model-kacamata yang diperuntukan sekaligus kelainan penglihatan)
Sementara itu, untuk membantu pendengaran dalam proses pembelajaran dapat digunakan alat-alat berikut ini:
5) Hearing Group (alat bantu dengar yang dapat dipergunakan secara kelompok agar anak dapat berkomunikasi dan memanfaatkan sisa pendengaran)
5) Loop Induction System (alat bantu dengar yang dapat dipergunakan secara kelompok agar anak dapat berkomunikasi dan memanfaatkan sisa pendengaran dilengkapi head sets)















c. Latihan Bina Persepsi Bunyi dan Irama

Pada umumnya anak tunarungu mengalami gangguan pendengaran baik ringan maupun secara keseluruhan/total, sehingga mengakibatkan gangguan atau hambatan komunikasi dan bahasa.
Untuk pengembangan kemampuan berkomunikasi dan bahasa dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat sebagai berikut.
1) Cermin (alat untuk memantulkan gambar/bercermin)
2) Alat latihan meniup (seruling, kapas, terompet, peluit untuk merangsang pernafasan dalam rangka persiapan perbaikan bicara)
3) Alat musik perkusi (gong. gendang, tamborin, triangle, drum, kentongan)
4) Sikat getar (sikat dengan bulu-bulu khusus untuk melatih kepekaan terhadap bunyi/getaran)
5) Lampu aksen (kontrol suara dengan lampu indikator)
6) Meja latihan wicara (meja tempat anak belajar berbicara
7) Speech and Sound Simulation (alat pelatihan bina bicara yang dilengkapi meja dan cermin)
8) Spatel (alat bantu untuk membetulkan posisi organ artikulasi terbuat dari stainless steel)
9) TV/VCD





































d. Alat Bantu Belajar /Akademik

Layanan pendidikan untuk anak tunarungu mencakup membaca, menulis, berhitung, mengembangkan perilaku positif, pengetahuan, dan kreativitas. Karena mengalami kelainan pada pendengarannya, maka perbendaharaan kata anak tunarungu sangat terbatas sehingga berdampak pada lemahnya pemahaman terhadap sesuatu yang bersifat abstrak, baik yang berkaitan penguasaan bidang studi matematika/berhitung, sains maupun bidang studi lainnya yang membutuhkan kemampuan abstraksi tinggi.

Alat bantu di bidang pengembangan akademik bagi anak tunarungu pada hakekatnya tidak jauh berbeda dengan anak normal, tetapi karena mereka memiliki kelebihan di bidang visual, alat-alat tersebut sebaiknya diberi aksen warna yang kuat. Alat-alat tersebut antara lain:

1) Miniatur benda (bentuk benda sebenarnya dalam ukuran kecil)
2) Finger Alphabet (bentuk simbol huruf dengan isyarat jari tangan)
3) Silinder (bentuk-bentuk benda silindris)
4) Kartu kata (kartu yang bertuliskan kata)
5) Kartu kalimat (kartu yang bertuliskan kalimat singkat)
6) Menara segitiga (susunan bentuk segi tiga dengan ukuran berurut
dari kecil sampai besar)
7) Menara lingkaran (susunan gelang dari diameter kecil sampai besar)
8) Menara segi empat (susunan bentuk segi empat dengan ukuran berurut dari kecil sampai besar)
9) Peta dinding (peta batas wilayah, batas pulau dan batas Negara yang dapat ditempel di dinding)
10) Model geometri (model-model bentuk benda beraturan)
11) Anatomi telinga (alat bantu menerangkan susunan bagian telinga)
12) Model telinga (model bagian-bagian telinga tiga dimensi)
13) Torso setengah badan (Model anatomi tubuh-setengah badan)
14) Puzzle buah-buahan (potongan-potongan bagian dari buah-buahan
15) Puzzle binatang (puzle bentuk potongan binatang)
16) Puzzle konstruksi (puzle bentuk konstruksi/rancang bangun sederhana)
17) Atlas (peta batas wilayah, batas pulau dan batas Negara)
18) Globe (bola dunia yang menggambarkan benua dan batas-batas negara di dunia)
19) Miniatur Rumah Adat (contoh rumah-rumah adat dalam ukuran kecil dan proporsional)
20) Miniatur Rumah ibadah (contoh rumah-rumah ibadah dalam ukuran kecil dan proporsional)

e. Alat Latihan Fisik

Untuk mengembangkan kemampuan motorik/fisik anak tunarungu, alat-alat yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
1) Bola dan Net Volley
2) Bola Sepak
3) Meja Pingpong
4) Raket, Net Bulutangkis dan Suttle Cock
5) Power Rider (alat untuk melatih kecekatan motorik)
6) Static Bycicle (sepeda statis)














STATIC BICYCLE

3. Anak Tunagrahita

a. Alat asesmen

Bervariasinya tingkat intelegensi dan kognitif anak tunagrahita, menuntut adanya pengelolaan yang cermat dalam mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya.

Asesmen pada anak tunagrahita dilakukan untuk mengukur tingkat intelegensi dan kognitif maupun potensi dominan bagi anak tunngrahita, baik secara individual maupun kelompok. Alat untuk asesmen anak tunagrahita dapat digunakan seperti berikut ini:
1) Tes Intelegensi WISC-R (alat atau instrumen isian untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang model WISC-R)
2) Tes Intelegensi Stanford Binet (alat atau instrumen isian untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang model Stanford Binet)
3) Cognitive Ability test (alat atau instrumen isian untuk mengukur tingkat pengetahuan yang dikuasai)
Beberapa instrumen asesmen spesifik yang dapat dipergunakan bagi anak tunagrahita antara lain sperti tertuang pada tabel berikut:

BEBERAPA JENIS ASSESSMENT INSTRUMETS
(Akademik & Non Akademik)

Aspek yang akan diukur Skala pengukuran/tes yang dapat digunakan

Achievement (Prestasi akademik Peabody Individual Achievement Test (PIAT)
Monroe Sherman
Wide Range Achievement Test (WRAT)
Woodcock-Johnson Psychoeducational Battery
Woodcock Reading
Kemampuan Motorik Anak The Purdue Perceptual Motor Survey (PPMS)
Monroe Sherman Detroit Test of Learning Aptitude
Harris Test of Lateral Dominance (Hand, Eye, Foot)
Kemampuan Visual Visual Motor Integration
Monroe-Sherman Detroit Frostig (The Develpomnetal Test of Visual Perception)



















SCREENING TEST

b. Latihan Sensori Visual
Tingkat kecerdasan anak tunagrahita bervariasi dari yang ringan sampai yang berat. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan anak tunagrahita mengalami kesulitan untuk berpikir abstrak dan mengalami kesulitan dalam membedakan warna dan mengenali bentuk. Untuk membantu sensori visual anak tunagrahita dapat menggunakan alat sebagai berikut:
1) Gradasi Kubus (bentuk-bentuk kubus dengan ukuran yang bervariasi untuk melatih kemampuan/pemahaman volume kubus)
2) Gradasi Balok 1 (bentuk-bentuk balok dengan ukuran yang bervariasi satu warna)
3) Gradasi Balok 2 (bentuk-bentuk balok dengan ukuran yang bervariasi berbagai warna)
4) Silinder 1 (bentuk-bentuk silinder untuk melatih motorik mata-tangan untuk usia dini)
5) Silinder 2 (bentuk-bentuk silinder dengan ukuran yang bervariasi )
6) Silinder 3 (bentuk-bentuk silinder dengan ukuran, warna dan bahan yang bervariasi)
7) Menara segitiga (susunan bentuk segi tiga dengan ukuran berurut dari kecil sampai besar)
8) Menara lingkaran (susunan gelang dari diameter kecil sampai besar)
9) Menara segi empat (susunan bentuk segi empat dengan ukuran berurut dari kecil sampai besar)
10) Kotak Silinder (tempat menyimpan silinder-silinder alat bantu mengajar/belajar)
11) Multi sensori (alat untuk melatih sensori seperti pemahaman bentuk, ukuran, warna atau klasifikasi objek dan tekstur)
12) Puzzle Binatang (puzle bentuk potongan gambar binatang)
13) Puzzle Konstruksi (puzle bentuk konstruksi/rancang bangun sederhana)
14) Puzzle Bola (puzle bentuk potongan bola/lingkaran)
15) Boks Sortir Warna (alat bantu untuk melatih persepsi penglihatan melalui diskriminasi warna)
16) Geometri Tiga Dimensi (model-model bentuk benda beraturan tiga dimensi)
17) Papan Geometri (Roden Set) (papan latih bentuk beraturan model Roden)
18) Kotak Geometri (Box Shape) (kotak berpenutup berlubang sesuai bentuk-bentuk beraturan)
19) Konsentrasi Mekanis (alat latih konsentrasi gerak mekanik)
20) Formmenstockbox Mit (bentuk-bentuk dan warna untuk melatih motorik mata-tangan dan konsep ruang)
21) Formmenstockbox (bentuk-bentuk dan warna untuk melatih motorik mata-tangan dan konsep ruang)
22) Scheiben-Stepel Puzzle (bentuk-bentuk dan warna untuk melatih motorik pergelangan tangan untuk kesiapan menulis)
23) Formstec-Stepel Puzzle (bentuk-bentuk dan warna untuk melatih motorik dan konsentrasi)
24) Fadeldreicke (alat untuk melatih ketajaman penglihatan dan koordinasi mata-tangan)
25) Schmettering Puzzle (melatih hubungan ruang dan bentuk dalam kesatuan objek)
26) Puzzle Set (berbagai puzzle untuk mengembangkan kreativitas, konsep rung dan melatih ingatan)
27) Streckspiel (alat untuk melatih ketajaman penglihatan dalam dimensi warna dan ukuran, menyortir dan mengklasifikasi objel secara seriasi)
28) Geo-Streckbrett (alat untuk melatih ketajaman penglihatan dan koordinasi mata-tangan)
29) Rogenbugentorte (alat untuk melatih kemampuan mendiskrinisasi warna dan motorik halus)





















c. Latihan Sensori Perabaan

Anak tunagrahita mengalami kesulitan untuk membedakan dan mengenali bentuk. Untuk membantu sensori perabaan anak tunagrahita dapat digunakan alat sebagai berikut:
1) Keping Raba 1 (keping-keping benda dengan ukuran dan tekstur bervariasi)
2) Keping Raba 2 (Gradasi Keping) (keping-keping benda dengan ukuran dan tekstur/tingkat kehalusan tinggi)
3) Keping Raba 3 (Gradasi Kain) (berbagai kain dengan tingkat kekasaran/pakan/serat kain yang bervariasi)
4) Alas Raba (Tactile footh) (melatih kepekaan kaki pada lantai yang dikasarkan/dilapis lantai bertekstur kasar)
5) Fub and Hand (Siluet tangan dan kaki)
6) Puzzle Pubtastplatten (plat fuzle dengan siluet)
7) Tactila (melatih kepekaan perabaan melalui diskriminasi taktual dan visual)
8) Balance Labirinth Spirale (alat latih keseimbangan gerak tangan pada arah yang berbeda berbentuk spiral timbul)
9) Balance Labirinth Maander (alat latih keseimbangan gerak tangan pada arah yang berbeda berbentuk segi empat timbul)













d. Sensori Pengecap dan Perasa

Anak tunagrahita mengalami kesulitan untuk membedakan rasa dan membedakan aroma/bau. Untuk itu anak tunagrahita perlu latihan sensori pengecap dan perasa. Alat yang digunakan melatih sensori pengecap dan perasa dapat berupa:
a. Gelas Rasa (gelas yang berisi cairan/serbuk untuk mengukur tingkat sensitifitas rasa)
b. Botol Aroma (botol berisi cairan/serbuk untuk mengukur tingkat sensitifitas bau)
c. Tactile Perception (untuk mengukur analisis perabaan)
d. Aesthesiometer (untuk mengukur kemampuan rasa kulit)













GELAS RASA / BOTOL AROMA

e. Latihan Bina Diri

Anak tunagrahita mengalami kesulitan untuk merawat diri sendiri. Untuk itu anak tunagrahita perlu latihan bina diri. Alat yang digunakan latihan bina diri dapat berupa:
1) Berpakaian 1 (bentuk kancing)
2) Berpakaian 2 (bentuk resleting)
3) Berpakaian 3 (bentuk tali)
4) Dressing Frame Sets (rangka pemasangan pakaian-kancing, resleting dan tali dikemas dalam satu bingkai)
5) Sikat Gigi
6) Pasta Gigi dan lain sebagainya

f. Konsep dan Simbol Bilangan

Anak tunagrahita mengalami kesulitan untuk memahami konsep dan simbul bilangan. Untuk itu anak tunagrahita perlu latihan memahami konsep dan simbul bilangan. Alat yang digunakan melatih konsep dan simbul bilangan dapat berupa:
1) Keping Pecahan (peraga bentuk lingkaran menunjukan bagian benda, ½, ¼, 1/3, dst)
2) Balok Bilangan 1 (alat mengenal prinsip bilangan basis bilangan satuan)
3) Balok Bilangan 2 (alat mengenal prinsip bilangan basis bilangan puluhan)
4) Geometri Tiga Dimensi (berupa bentuk-bentuk geometri tiga dimensi yaitu: bulat, lonjong, segitiga, segiempat, limas, piramid).
5) Abacus (alat untuk melatih pemahaman konsep bilangan satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan nilai tempat)
6) Papan Bilangan (Cukes) (berfungsi untuk melatih kemampuan memahami bilangan dan dasar-dasar operasi hitung)
7) Tiang Bilangan (Seguin Bretter) (papan bersekat dengan angka puluhan dan nilai tempat, berfungsi melatih kemampuan memahami bilangan puluhan dan nilai tempat)
8) Kotak Bilangan (kotak bersekat dilengkapi angka-angka 1 s.d 10 dengan lubang sekat 50, berfungsi untuk memperkenalkan konsep nilai dan simbol bilangan 1 sampai dengan 10)


















TIANG BILANGAN
















PECAHAN MATA UANG RUPIAH


g. Kreativitas, Daya Pikir dan Konsentrasi

Anak tunagrahita mengalami kesulitan untuk berkreativitas dan pada daya pikirnya. Untuk itu anak tunagrahita perlu latihan memahami kreativitas, daya pikir dan konsentrasi. Alat yang digunakan dapat berupa:
1) Tetris (kotak berisi potongan kayu untuk disusun beraturan sesuai petunjuk gambar
2) Box konsentrasi mekanis (alat latih konsentrasi gerak mekanik bentuk kotak/boks)
3) Fuzle konstruksi (puzle bentuk konstruksi/rancang bangun sederhana)
4) Rantai persegi (mata rantai persegi yang dapat disusun/dirangkai menjadi bentuk bangun)
5) Rantai bulat (mata rantai bulat yang dapat disusun/dirangkai menjadi bentuk bangun bola)
6) Lego/Lazi (potongan-potongan dengan kaki dan kepala yang dapat saling dipasangkan membuat bangun tertentu)



h. Alat Pengajaran Bahasa

Anak tunagrahita mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dan berbahasa. Untuk itu anak tunagrahita perlu latihan berbahasa. Alat yang digunakan melatih berbahasa dapat berupa:
1) Alphabet Loweincase (simbol-simbol alphabet/abjad huruf besar)
2) Alphabet Fibre Box (melatih membaca permulaan dengan cara merangkai huruf menjadi kalimat bahan dari fibre)
3) Pias Kata (simbol-simbol kata untuk disusun menjadi kalimat)
4) Pias Kalimat (pias-pias kata dan kalimat dilengkapi dengan gambar)


i. Latihan Perseptual Motor
Keterbatasan intelegensi dan kognitif mengakibatkan anak tunagrahita mengalami kesulitan dalam perseptual motornya. Untuk itu anak tunagrahita perlu latihan perseptual motor. Alat yang digunakan melatih perseptual motor dapat berupa:
1) Bak Pasir (melatih kreativitas bentuk)
2) Papan Keseimbangan (papan untuk melatih keseimbangan tubuh)
3) Gradasi Papan Titian (papan untuk melatih keseimbangan
4) Tubuh dalam bentuk bertingkat)
5) Keping Keseimbangan (tangga bertali-papan berpenopang)
6) Power Rider (alat untuk melatih kecekatan motorik)
7) Balancier Zehner (berfungsi melatih keseimbangan gerak tubuh yang terdiri dari untaian objek bentuk lingkaran)
8) Balamcierbrett (berfungsi melatih dinamisasi tubuh berbentuk lingkaran yang diberi torehan melingkar untuk menaruh bola)
9) Balancierwippe (berfungsi melatih keseimbangan tubuh melalui gerak kaki berbentuk bilah papan yang diberi torehan)
10) Balancier Steg. (melatih keseimbangan untuk beberapa anak sekaligus yang terdiri dari bilah-bilah papan dan balok yang dapat dirubah)

4. Anak Tunadaksa

a. Alat Asesmen Kemampuan Gerak

Pada umumnya anak tunadaksa mengalami gangguan perkembangan intelegensi motorik dan mobilitas, baik sebagian maupun secara keseluruhan. Bervariasinya kondisi fisik dan intelektual anak tunadaksa, menuntut adanya pengelolaan yang cermat dalam mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya. Hal ini penting dalam upaya menentukan apa yang dibutuhkan dapat mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan kemampuan dan keadaannya.

Asesmen dilakukan pada anak tunadaksa dilakukan untuk mengetahui keadaan postur tubuh, keseimbangan tubuh, kekuatan otot, mobilitas, intelegensi, serta perabaan. Alat yang digunakan untuk assesmen anak tunadaksa seperti berikut ini:
1) Finger Goniometer (alat ukur sendi-daerah gerak)
2) Flexiometer (alat ukur kelenturan)
3) Plastic Goniometer (alat ukur sendi terbuat dari plastik)
4) Reflex Hammer (palu untuk mengukur gerak reflex kaki)
5) Posture Evaluation Set (pengukur postur tubuh mengukur kelainan posisi tulang belakang)
6) TPD Aesthesiometer (mengukur rasa permukaan kulit pada tubuh)
7) Ground Rhytem Tibre Instrument (alat ukur persepsi bunyi)
8) Cabinet Geometric Insert (lemari geometris)
9) Color Sorting Box (kotak sortasi warna)
10) Tactile Board Sets (papan latih perabaan sets)

b. Alat Latihan Fisik/Bina Gerak
Pada umumnya anak tunadaksa mengalami hambatan dalam pindah diri (ambulasi), dan koordinasi/keseimbangan tubuh. Agar anak tunadaksa dapat melakukan kegiatan hidup sehari-hari diperlukan latihan. Alat-alat yang dapat digunakan dapat berupa:
1) Pulley Weight (untuk menguatkan otot tangan dan perut)
2) Kanavel Table (untuk menguatkan otot tangan, pergelangan dan jari tangan)
3) Squeez Ball (untuk latihan daya remas tangan)
4) Restorator Hand (untuk menguatkan otot lengan)
5) Restorator Leg (untuk menguatkan otot kaki, tungkai)
6) Treadmill Jogger (untuk menguatkan otot kaki, tungkai dan jantung)
7) Safety Walking Strap (sabuk pengaman ketika berlatih jalan)
8) Straight (tangga) (alat latih memanjat)
9) Sand-Bag (pemberat beban pada latihan gerak sendi)
10) Exercise Mat (latihan mobilisasi gerak tidur, berguling)
11) Incline Mat (latihan untuk merangkak)
12) Neuro Development Rolls (latihan untuk merangkak dan keseimbangan dalam posisi duduk)
13) Height Adjustable Crowler (latihan untuk merangkak)
14) Floor Sitter (untuk latihan duduk tegak di lantai)
15) Kursi CP (untuk latihan duduk tegak posisi normal)
16) Individual Stand-in Table (untuk latihan berdiri tegak dan aktivitas tangan)
17) Walking Paralel (untuk latihan jalan dengan pegangan memajang kiri dan kanan
18) Walker Khusus CP (untuk latihan mobilitas berjalan)
19) Vestibular Board (meja goyang untuk latihan keseimbangan)
20) Balance Beam Set (papan titian untuk latihan keseimbangan)
21) Dynamic Body and Balance (latihan keseimbangan dan meloncat)
22) Kolam Bola-bola (untuk latihan koordinasi mata, kaki dan tangan)
23) Vibrator (untuk mengatasi kekakuan otot)
24) Infra-Red Lamp (Infra Fill) (melancarkan peredaran darah dan relaksasi otot)
25) Dual Speed Massager (alat pijat double kecepatan)
26) Speed Training Devices (alat latih kecepatan gerakan mulut pada saat bicara)
27) Bola karet (untuk latihan motorik)
28) Balok berganda (papan untuk melatih keseimbangan tubuh dalam bentuk bertingkat)
29) Balok titian (papan untuk melatih keseimbangan tubuh)











ilitas


c. Alat Bina Diri

Anak tunadaksa mengalami hambatan dalam pindah diri (ambulasi), dan koordinasi/keseimbangan tubuh. Keterbatasan atau hambatan tersebut mengakibatkan anak tunadaksa mengalami kesulitan untuk merawat diri sendiri. Agar anak tuna daksa dapat melakukan perawatan diri dan kegiatan hidup sehari-hari (activity of daily living), maka perlu latihan. Alat-alat yang dapat digunakan dapat berupa:
1) Swivel Utensil (sendok khusus yang dimodifikasi untuk anak CP)
2) Dressing Frame Set (rangka pemasangan pakaian)
3) Lacing Shoes (kaus kaki)
4) Deluxe Mobile Commade (alat latih buang air-kloset berjalan)

d. Alat Orthotic dan Prosthetic

Anak tunadaksa mengalami hambatan dalam pindah diri (ambulasi), dan koordinasi/keseimbangan tubuh, karena kondisi tubuh mengalami kelainan. Agar anak tuna daksa dapat melakukan ambulasi dan kegiatan hidup sehari-hari (activity of daily living), maka perlu alat bantu (orthonic dan prosthetic). Alat-alat yang dapat digunakan meliputi:
1) Cock-Up Resting Splint (meluruskan permukaan tangan dan jari)
2) Rigid Immobilitation Elbow Brace (untuk mengatsi gerakan siku pada posisi fleksi 90 derajat)
3) Flexion Extention (untuk membantu gerakan sendi siku)
4) Back Splint (untuk menahan sendi lutut agar tidak melinting kebelakang dan sebagi penguat kaki pada saat berjalan)
5) Night Splint (untuk mengistirahatkan kaki dalam posisi normal dan mencegah salah bentuk)
6) Denish Browns Splint (mengoreksi telapak kaki yang salah bentuk)
7) X Splint (mengoreksi bentuk kaki bentuk X)
8) O Splint (mengoreksi bentuk kaki bentuk O)
9) Long Leg Brace Set (menopang kaki yang layu agar kuat berjalan/berdiri)
10) Ankle or Short Leg Brace (untuk meluruskan tendon yang memendek atau meluruskan kaki serang)
11) Original Thomas Collar (penyangga leher)
12) Simple Cervical Brace (untuk mengoreksi leher dan menegakkan bahu)
13) Corsett (mengoreksi kelainan tulang punggung)
14) Crutch (kruk) (untuk menopang tubuh)
15) Clubfoot walker Shoes ((mengoreksi bentuk kaki yang tidak terkendali pada saat jalan)
16) Thomas Heel Shoes (sepatu dengan hak yang bisa miring kiri-kanan)
17) Wheel Chair (kursi roda)
18) Kaki Palsu Sebatas Lutut
19) Kaki Palsu Sampai Pah

e. Alat Bantu Belajar/Akademik

Layanan pendidikan untuk anak tunadaksa mencakup membaca, menulis, berhitung, pengembangan sikap, pengetahuan dan kreativitas. Akibat mengalami kelainan pada motorik dan intelegensinya, maka anak tunadaksa mengalami kesulitan dalam menguasai kemampuan membaca, menulis dan berhitung.

Untuk membantu penguasaan kemampuan di bidang akademik, maka dibutuhkan layanan dan peralatan khusus. Alat-alat yang dapat membantu mengembangkan kemampuan akademik pada anak tunadaksa dapat berupa:
1) Kartu Abjad untuk pengenalan huruf
2) Kartu Kata untuk pengenalan kata
3) Kartu Kalimat untuk pengenalan kalimat
4) Torso Seluruh Badan untuk pengenalan bagian anggota tubuh manusia
5) Geometri Sharpe untuk pengenalan bentuk dan untuk menyortir bentuk geometri
6) Menara Gelang untuk latihan koordinasi mata dan tangan
7) Menara Segitiga untuk pengenalan bentuk segitiga
8) Menara Segiempat untuk pengenalan bentuk segi empat
9) Gelas Rasa untuk membedakan macam-macam rasa
10) Botol Aroma untuk membedakan macam-macam bau/aroma
11) Abacus dan Washer untuk belajar berhitung
12) Papan Pasak untuk belajar berhitung dan koordinasi
13) Kotak Bilangan untuk belajar berhitung







5. Tunalaras

a. Asesmen Gangguan Perilaku
Anak tunalaras adalah anak yang mengalami gangguan penyimpangan perilaku yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Terganggunya perilaku anak tunalaras, menuntut adanya pengelolaan yang cermat dalam mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya. Hal ini penting dalam upaya menentukan apa yang dibutuhkan dapat mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan kemampuan dan keadaannya.

Asesmen dilakukan pada anak tunalaras untuk mengetahui penyimpangan perilaku anak. Alat yang digunakan untuk assesmen anak tunalaras seperti berikut ini:
1) Adaptive Behavior Inventory for Children
2) AAMD Adaptive Behavior Scale

b. Alat Terapi Perilaku

Perilaku menyimpang yang dilakukan anak tunalaras cenderung untuk merugikan diri sendiri dan orang lain. Untuk mereduksi perilaku yang menyimpang, maka dibutuhkan peralatan khusus. Alat-alat tersebut dapat berupa:
1) Pretend Game (untuk membantu anak dalam bersosialisasi dengan orang lain)
2) Hide-Way (untuk bermain sembunyi-sembunyian)
3) Put me a tune (untuk latihan menuangkan air ke cangkir)
4) Copy cats (untuk menjalin interaksi dengan orang lain)
5) Jig-saw puzzle (teka-teki untuk melatih memecahkan masalah)
6) Puppen house (untuk melatih bermain peran)
7) Hunt the Timble (permainan sulap untuk mengingatkan kembali permainan yang telah lalu)
8) Sarung tinju (terbuat dari kulit untuk menyalurkan rasa emosional)
9) Hoopla (untuk latihan koordinasi mata dan tangan)
10) Sand Pits (untuk melatih gerakan tangan dengan menggunakan tangan atau memasukan jari kakinya)
11) Animal Matching Games (untuk latihan mencocokan gambar binatang)
12) Organ (untuk melatih kepekaan, kesenian dan mengapresiasikan musik)
13) Tambur dengan Stick dan Tripod (untuk melatih kepekaan, kesenian dan mengapresiasikan musik)
14) Rebana (untuk melatih kepekaan, kesenian dan mengapresiasikan musik)
15) Flute (untuk melatih kepekaan, kesenian dan mengapresiasikan musik)
16) Torso (untuk mengenal organ tubuh manusia)
17) Constructive Puzzle (melatih kemampuan pemecahan masalah)
18) Animal Puzzle (untuk mengenal berbagai jenis binatang)
19) Fruits Puzzle (untuk mengenal berbagai jenis buah-buahan)
20) Basket Mini (untuk melatih ketangkasan dan sosialisasi)
21) Konsentrasi Mekanis (untuk melatih daya konsentrasi)

c. Alat Terapi Fisik

Untuk mengembangkan kemampuan motorik/fisik anak tunalaras, alat yang dapat digunakan seperti berikut ini:
1) Matras
2) Straight-Type Staircase
3) Bola Sepak
4) Bola, Net Volley
5) Meja Pingpong
6) Power Rider
7) Strickleiter
8) Trecketsando (5 flat)
9) Rope Lader


6. Anak Berbakat

a. Alat Asesmen

Anak berbakat mempunyai kemampuan yang istimewa dibanding teman sebayanya. Istimewanya kondisi anak berbakat menuntut adanya pengelolaan yang cermat dalam mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya. Hal ini penting dalam upaya menentukan apa yang dibutuhkan dapat memperoleh pelayanan pendidikan sesuai dengan kemampuannya.
Asesmen dilakukan pada anak berbakat untuk mengetahui. Keberbakatan dan menilai tentang kebutuhannya untuk menempatkan dalam program-program pendidikan sesuai de¬ngan dan dalam rangka mengembangkan potensinya. Alat yang digunakan untuk assesmen anak berbakat seperti berikut ini:
1) Tes Intelegensi WISC-R (alat atau instrumen isian untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang model WISC-R)
2) Tes Intelegensi Stanford Binet (alat atau instrumen isian untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang model Stanford Binet)
3) Cognitive Ability Tes (alat atau instrumen isian untuk mengukur tingkat pengetahuan yang dikuasai)
4) Differential Aptitude Test (alat atau instrumen isian untuk mengukur tingkat sikap)

b. Alat Bantu Ajar/Akademik

Anak berbakat memiliki sifat selalu haus pengetahuan dan tidak puas bila hanya mendapat penjelasan dari orang lain, mereka ingin menemukan sendiri dengan cara trial and error (mengadakan percobaan/praktikum) di laboraturium atau di masyarakat.

Untuk itu sekolah inklusif hendaknya perlu mengusahakan sarana yang lengkap. Sarana-sarana belajar tersebut meliputi:

1) Sumber belajar:
a) Buku paket
b) Buku Pelengkap
c) Buku referensi
d) Buku bacaan
e) Majalah
f) Koran
g) Internet
h) Modul
i) Lembar kerja
j) Kaset Video
k) VCD
l) Museum
m) Perpustakaan
n) CD-ROM dan lain sebagainya.













HALMA BULAT
(alat permainan ini cocok untuk merangsang kreativitas dan daya pikir abstrak)


2) Media pembelajaran
a) Radio
b) Cassette recorder
c) TV
d) OHP
e) Wireless
f) Slide projector
g) LD/VCD/DVD player
h) Chart
i) Komputer, dan lain sebagainya

7. Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar

b. a. Alat Asesmen

Anak yang mengalami kesulitan belajar merupakan kondisi kronis yang diduga bersumber neurologis yang secara selektif menggangu perkembangan, integrasi, dan/atau kemampuan verbal dan/atau non verbal. Kesulitan belajar dapat berupa kesulitan berbahasa, membaca, menulis dan atau matematika.

Bervariasinya kesulitan belajar, menuntut adanya pengelolaan yang cermat dalam mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya. Hal ini penting dalam upaya menetukan apa yang dibutuhkan dapat mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan kemampuan dan keadaannya.

Asesmen pada anak yang mengalami kesulitan belajar dilakukan untuk mengetahui bentuk kesulitan belajar dan untuk memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan program pembelajarannya. Alat yang digunakan untuk assesmen anak yang mengalami kesulitan belajar seperti berikut ini:
1) Instrumen ungkap riwayat kelainan
2) Tes Inteligensi WISC

b. Alat Bantu Ajar/Akademik
1) Kesulitan Belajar Membaca (Disleksi)
Sarana khusus yang diperlukan oleh anak yang mengalami kesulitan belajar membaca (remedial membaca) meliputi:
a) Kartu Abjad
b) Kartu Kata
c) Kartu Kalimat
2) Kesulitan Belajar Bahasa
Sarana khusus yang diperlukan oleh anak yang mengalami kesulitan belajar bahasa (remedial bahasa) meliputi:
a) Kartu Abjad
b) Kartu Kata
c) Kartu Kalimat

3) Kesulitan Belajar Menulis (Disgrafia)
Sarana khusus yang diperlukan oleh anak yang mengalami kesulitan belajar menulis (remedial menulis) meliputi:
a) Kartu Abjad
b) Kartu Kata
c) Kartu Kalimat
d) Balok bilangan 1
e) Balok bilangan 2

4) Kesulitan Belajar Matematika (Diskalkulia)
Sarana khusus yang diperlukan oleh anak yang mengalami kesulitan belajar matematika (remedial matematika) meliputi:
a) Balok bilangan 1
b) Balok bilangan 2
c) Pias angka
d) Kotak bilangan
e) Papan bilangan

C. Prasarana Khusus

1. Anak Tunanetra

Untuk peserta didik tunanetra diperlukan ruang untuk melaksanakan kegiatan Asesmen, Konsultasi, Orientasi dan Mobilitas, Remedial Teaching, Latihan Menulis Braille, Latihan Mendengar, Latihan Fisik, Keterampilan, dan penyimpanan alat.

2. Anak Tunarungu/Gangguan Komunikasi

Untuk peserta didik tunarungu/Gangguan Komunikasi diperlukan ruang untuk melaksanakan kegiatan Asesmen, Konsultasi, Latihan Bina Wicara, Bina Persepsi Bunyi dan Irama, Remedial Teaching, Latihan Fisik, Keterampilan, dan penyimpanan alat.

3. Anak Tunagrahita

Untuk peserta didik Tunagrahita/Anak Lamban Belajar diperlukan ruang untuk melaksanakan kegiatan Assesmen, Konsultasi, Latihan sensori, Bina diri, Remedial Teaching, Latihan Perseptual, Keterampilan, dan penyimpanan alat.

4. Anak Tunadaksa

Untuk peserta didik Tunadaksa diperlukan ruang untuk melaksanakan kegiatan Assesmen, konsultasi, Latihan fisik, Bina diri, Remedial Teaching, Keterampilan, dan penyimpanan alat.

5. Anak Tunalaras

Untuk peserta didik Tunalaras diperlukan ruang untuk melaksanakan kegiatan Assesmen, Konsultasi, Latihan perilaku, Terapi permainan, Terapi fisik, Remedial Teaching, dan penyimpanan alat.

6. Anak Cerdas Istimewa

Di samping memberdayakan atau mengoptimalkan penggunaan prasarana yang ada apabila di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif peserta didiknya ada yang berkecerdasan istimewa, prasarana khusus yang perlu disediakan adalah ruang assesmen.

7. Anak Berbakat Istimewa

Untuk anak berbakat istimewa di samping memberdayakan atau mengoptimalkan penggunaan prasarana yang ada apabila di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif peserta didiknya ada yang berbakat, prasarana khusus yang perlu disediakan adalah ruang assesmen.



8. Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar

Peserta didik yang mengalami Kesulitan Belajar diperlukan ruang untuk melaksanakan kegiatan Assesmen, dan Remedial. Sebagai catatan, pada dasarnya di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif cukup disiapkan satu unit ruang sebagai ”Resource Room” atau ruang sumber.
BAB III
PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA KHUSUS


Berdasarkan kurikulum pendidikan inklusif, keberadaan sarana dan prasarana diperlukan dalam menunjang pencapaian pengembangan potensi peserta didik/ABK.

Pengelolaan sarana dan prasarana khusus di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dilakukan secara terpadu oleh guru pendidikan khusus (GPK), guru kelas dan tim dari berbagai profesi yang terkait (antara lain, dokter mata, psikolog, ahli pendidikan luar biasa, ahli olahraga anak luar biasa, social worker, konselor, dokter ahli THT, ahli terapi wicara, neurolog, dokter spesialis anak, dokter ortopedi, ortotis protetis, fisioterapis, okupasional terapis, ahli bahasa (ahli remedial bahasa/menulis) sesuai jenis dan tingkat kemampuan ABK.

Penggunaan sarana dan prasarana bersifat fleksibel artinya tidak dikhususkan untuk setiap anak dan tiap bidang pengajaran, akan tetapi dapat digunakan oleh anak-anak lain dan dalam bidang studi yang berbeda dan dalam kelas yang berbeda. Jadi dalam hal ini sangat dibutuhkan kreativitas pengelola dalam menentukan jenis alat serta penentuan tujuan penggunaan sarana dan prasarana tersebut.

Dapat pula dikatakan bahwa penggunaan sarana tersebut terintegrasi dalam setiap aspek pengembangan, maksudnya dalam sekali melakukan kegiatan, penggunaannya dapat membelajarkan semua aspek (fisik, intelektual, sosial, dan emosi) dari ABK. Sebagai contoh, penggunaan alat latih sensori motor selain untuk melatih ketajaman indera dapat pula melatih kemampuan berbicara, bersosialisasi ataupun keseimbangan. Disinilah dapat kita lihat bahwa penggunaan alat sangat tergantung pada kedalaman pemahaman pengelola akan sarana yang ada serta kebutuhan ABK.

Sarana dan prasarana yang tercantum dalam buku pedoman ini merupakan pedoman alat minimal, maksudnya sarana dan prasarana dapat diciptakan oleh pengelola sendiri dengan memperhatikan kebutuhan ABK, keadaan lingkungan, perkembangan dan tujuan pembelajaran.

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah perlunya meningkatkan komunikasi dengan orang tua mengenai keberadaan sarana dan prasarana yang ada agar tercipta kelanjutan pengunaan alat-alat ini di lingkungan keluarga sehingga orangtua dapat membantu meningkatkan pembelajaran anaknya di rumah.

LAPORAN PERKEMBANGAN

Isian Form 1
INFORMASI PERKEMBANGAN ANAK
(Diisi oleh Orang tua)
Petunjuk :
Isilah daftar berikut pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi anak yang sebenarnya. Jika ada yang kurang jelas, konsultasikan kepada guru kelas tempat anak Bapak/Ibu bersekolah.

A. Identitas Anak :
1. Nama : ..............................................
2. Tempat dan tanggal lahir/umur : ..............................................
3. Jenis kelamin : ..............................................
4. Agama : ..............................................
5. Status anak : ..............................................
6. Anak ke dari jumlah saudara : ..............................................
7. Nama sekolah : ..............................................
8. Kelas : ..............................................
9. Alamat : ..............................................

B. Riwayat Kelahiran :
1. Perkembangan masa kehamilan : ..............................................
2. Penyakit pada masa kehamilan : ..............................................
3. Usia kandungan : ..............................................
4. Riwayat proses kelahiran : ..............................................
5. Tempat kelahiran : ..............................................
6. Penolong proses kelahiran : ..............................................
7. Gangguan pada saat bayi lahir : ..............................................
8. Berat bayi : ..............................................
9. Panjang bayi : ..............................................
10. Tanda-tanda kelainan pada bayi : ..............................................



C. Perkebangan Masa Balita :
1. Menetek ibunya hingga umur : ...................................................
2. Minum susu kaleng hingga umur : ...................................................
3. Imunisasi (lengkap/tidak) : ..................................................
4. Pemeriksaan/penimbangan rutin/tdk : ..............................................
5. Kualitas makanan : ..................................................
6. Kuantitas makan : ..................................................
7. Kesulitan makan (ya/tidak) : ..................................................

D. Perkembangan Fisik :
1. Dapat berdiri pada umur : ....................................................
2. Dapat berjalan pada umur : ....................................................
3. Naik sepeda roda tiga pada umur : ...................................................
4. Naik sepeda roda dua pada umur : ....................................................
5. Bicara dengan kalimat lengkap : ....................................................
6. Kesulitan gerakan yang dialami : ....................................................
7. Status Gizi Balita (baik/kurang) : ....................................................
8. Riwayat kesehatan (baik/kurang) : ....................................................
9. Penggunaan tangan dominan : …………………………………………..
E. Perkembangan Bahasa :
1. Meraba/berceloteh pada umur : .................................................
2. Mengucapkan satu suku kata yang bermakna kalimat (mis. Pa berarti bapak) pada umur : ....................................
3. Berbicara dengan satu kata bermakna pada umur : ..........................
4. Berbicara dengan kalimat lengkap sederhana pada umur : …………….
F. Perkembangan Sosial :
5. Hubungan dengan saudara : .............................................................
6. Hubungan dengan teman : .............................................................
7. Hubungan dengan orangtua : .............................................................
8. Hobi : .............................................................
9. Minat khusus : .............................................................


F. Perkembangan Pendidikan :
1. Masuk TK umur : .............................................................
2. Lama Pendidikan di TK : .............................................................
3. Kesulitan selama di TK : .............................................................
4. Masuk SD umur : .............................................................
5. Kesulitan selama di SD : .............................................................
6. Pernak tidak naik kelas : ..............................................................
7. Pelayanan khusus yang pernah diterima anak: ...................................
8. Prestasi belajar yang dicapai : ............................................................
9. Mata Pelajaran yang dirasa paling sulit : .........................................
10. Mata Pelajaran yang dirasa paling disenangi : ....................................
11. Keterangan lain yang dianggap perlu : ................................................

Diisi Tanggal,…………………
Orang tua,



( …………………………….. )

Isian Form 2
DATA ORANG TUA/WALI SISWA
(Diisi orang tua/wali siswa)
1. Nama : ............................................
2. SD/MI : ...........................................
3. Kelas :............................................

A.Identitas Orang tua/wali
Ayah :
1. Nama Ayah : ...............................................................................
2. Umur : ...............................................................................
3. Agama : ...............................................................................
4. Status ayah : ................................................................................
5. Pendidikan Tertinggi : ................................................................................
6. Pekerjaan Pokok : ................................................................................
7. Alamat tinggal : ................................................................................
Ibu :
1. Nama Ibu : ...............................................................................
2. Umur : ................................................................................
3. Agama : ...............................................................................
4. Status Ibu : ...............................................................................
5. Pendidikan Tertinggi : ...............................................................................
6. Pekerjaan Pokok : ...............................................................................
7. Alamat tinggal : ...............................................................................
Wali :
1. Nama : …………………………………………………………………….
2. Umur : …………………………………………………………………….
3. Agama : …………………………………………………………………….
4. Status perkawinan : …………………………………………………………………….
5. Pend. Tertinggi : …………………………………………………………………….
6. Pekerjaan : …………………………………………………………………….
7. Alamat : …………………………………………………………………….
8. Hubungan Keluarga : …………………………………………………………………….

B. Hubungan Orang tua – anak
1. Kedua orang tua satu rumah : .................................................................
2. Anak satu rumah dengan kedua orang tua : .............................................
3. Anak diasuh oleh salah satu orang tua : ..................................................
4. Anak diasuh wali/saudara : .................................................

C. Sosial Ekonomi Orangtua
1. Jabatan formal ayah di kantor (jika ada) : ................................................
2. Jabatan formal ibu di kantor (jika ada) : ...............................................
3. Jabatan informal ayah di luar kantor (jika ada) : .....................................
4. Jabatan informal ibu di luar kantor (jika ada) : ..............................................
5. Rata-rata penghasilan (kedua orangtua) perbulan : .......................................

D.Tanggungan dan Tanggapan Keluarga
1. Jumlah anak : .............................................................................
2. Ysb. Anak yang ke : .............................................................................
3. Persepsi orang tua terhadap anak ysb. : .......................................................
4. Kesulitan orang tua terhadap anak ysb.: ......................................................
5. Harapan orang tua terhadap pendidikan anak ysb. : .................................
6. Bantuan yang diharapkan orang tua untuk anak ysb.: ................................

Diisi tanggal :……………….
Orang tua/wali Murid


( ………………….……… )







FORM 3

ALAT IDENTIFIKASI ANAK LUAR BIASA

Nama Sekolah :
Kelas :
Diisi tanggal :
Nama Petugas :
Guru Kelas :

Gejala Yang Diamati NAMA SISWA YANG DIAMATI (BERDASARKAN NOMOR URUT)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Dst
1. Gangguan Penglihatan (Tunanetra)


a 1, Gangguan Penglihatan (Low vition):
Kurang melihat (Kabur) tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter
b Kesulitan mengambil benda kecil di dekatnya
c Tidak dapat menulis mengikuti garis lurus
d Sering meraba dan tersandung waktu berjalan
e Bagian bola mata yang hitam bewarna keruh/ bersisik/kering
f Mata bergoyang terus
g Peradangan hebat pada kedua bola mata
h Kerusakan nyata pada kedua bola mata
2. Tidak Melihat (Blind)
a Tidak dapat membedakan cahaya

2 Gangguan Pendengaran (Tunarungu)
a 1. Kurang pendengaran (hard of hearing)

Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar
b Banyak perhatian terhadap getaran
c Tidak ada reaksi terhadap bunyi/suara di dekatnya
d Terlambat dalam perkembangan bahasa
e Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi
f Kurang atau tidak tanggap bila diajakbicara
a 2. Tuli (deaf)
Tidak mampu mendengar

3. Tunagrahita




a 1. Kecerdasan
a. Ringan :

Memiliki IQ 50-70 (dari WISC)
b Dua kali berturut-turut tidak naik kelas
c Masih mampu membaca,menulis dan berhitung sederhana
d Tidak dapat berberfikir secara abstrak
Perilaku adaptif
a Kurang perhatian terhadap lingkungan
b Sulit menyesuaikan diri dengan situasi (interaksi sosial)

b. Sedang
a Memiliki IQ 25-50 (dari WISC)
b Tidak dapat berfikir secara abstrak
c Hanya mampu membaca kalimat tunggal
d Mengalami kesulitan dalam berhitung sekalipun sederhana

Perilaku adaptif
a Perkembangan interaksi dan kumunikasinya terlambat
b Mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru (penyesuaian diri)
c Kurang mampu untuk mengurus diri sendiri

C Berat
a Memiliki IQ 25- ke bawah (dari WISC)
b Hanya mampu membaca satu kata
c. Sama sekali tidak dapat berfikir secara abstrak

Perilaku adaptif
a Tidak dapat melakukan kontak sosial
b Tidak mampu mengurus diri sendiri
c Akan banyak bergantung pada bantuan orang lain

4. Tunadaksa/Kelainan Anggota Tubuh/Gerakkan
a 1. Polio
jari-jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam
b Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil dari biasanya
c Terdapat cacat pada alat gerak
d Kesulitan dalam melakukan gerakan (tidak sempurna, tidak lentur dan tidak terkendali)
e Anggota gerak kaku, lemah, lumpuh dan layu
2. Cerebral Palcy (CP)
a Selain faktor yang ditunjukkan pada Polio juga disertai dalam gangguan otak
b Gerak yang ditampilkan kekakuan atau tremor


5 Tunalaras (Anak yang mengalami gangguan emosi daan Perilaku
a Mudah terangsang emosimya/emosional/mudah marah
b Menentang otoritas
c Sering melakukan tindakan agresif, merusak, mengganggu
d Sering bertindak melanggar norma sosial/norma susila/hukum dan agama

6. Anak Berbakat/Memiliki Kemampuan dan Kecerdasan Luar Biasa
a Membaca pada usia lebih muda,
b Membaca lebih cepat dan lebih banyak,
c Memiliki perbendaharaan kata yang luas,
d Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat
e Mempunyai minat yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa
f Mempunyai inisitif dan dapat bekerja sendiri,
g Menunjukkan kesalahan (orisinalitas) dalam ungkapan verbal
h Memberi jawaban, jawaban yang baik
i Dapat memberikan banyak gagasan,
j Luwes dalam berpikir
k Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan
l Mempunyai pengamatan yang tajam
m Dapat Berkonsentrasi dalam jangka waktu yang panjang terutama dalam tugas atau bidang yang minati
n Berpikir kritis juga terhadap diri sendiri
o Senang mencoba hal-hal baru
p Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi dan sintetis yang tinggi
q Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan masalah-masalah
r Cepat menangkap hubungan sebab akibat
s Berprilaku terarah terhdap tujuan
t Mempunyai daya imajinasi yang kuat
u Mempunyai banyak kegemaran/hobi
v mempunyai daya ingat yang kuat
w Tidak cepat puas dengan prestasinya
x Peka (sensitif) serta menggunakan firasat (intuisi),
y Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan

7. Anak Lamban Belajar
a Daya tangkap terhadap pelajaran lambat
b Sering lamat dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik
c Rata-rata prestasi belajar selalu rendah
d Pernah tidak naik kelas
Nilai Standar 4
8. Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar Spesifik
8.1. Anak yang mengalami kesulitan membaca (disleksia)
a. Perkembangan kemampuan membaca terlambat,
Kemampuan memahami isi bacaan rendah,
Kalau membaca sering banyak kesalahan

8.2. Anak yang mengalami kesulitan menulis (disgrafia)
a Kalau menyali tulisan sering terlambat selesai
b Sering salah menulis huruf b dengan p, p dengan q, v dengan u, 2 dengan 5, 6 dengan 9, dan sebagainya
c Hasil tulisannya jelek dan hampir tidak terbaca
d Tulisannya banyak salah/terbalik/huruf hilang,
e Sulit menulis dengan lurus pada kertas bergaris
Nilai Standar 4
8.3. Anak yang mengalami kesuiltan belajar berhitung
a Sulit membedakan tanda-tanda: +, -, x, :, <, >, =
b Sulit mengoperasikan hitungan/bilangan
c sering salah membilang dengan urut
d Sering salah membedakan angka 9 dengan 6; 17 dengan 71, 2 dengan 5, 3 dengan 8 dan sebagainya
e Sulit membedakan bangun geometri

9 Anak Autis
a Kesulitan mengenal dan merespon dengan emosi dan isyarat sosial
b Tidak bisa menunjukkan perbedaan ekspresi muka secara jelas
c Kurang memiliki perasaan dan empati
d ekspresi emosi yang kaku
e Sering menunjukkan perilaku dan meledak-ledaK
f Menunjukkan perilaku yang bersifat stereotip
g Sulit untuk diajak berkomunikasi secara verbal
h Cevderung menyendiri
i Sering mengabaikan situasi disekelilingnya


Kesimpulan :

















Isian Form 4
DAFTAR ANAK YANG BERINDIKASI BERKELAINAN DAN MEMERLUKAN PELAYANAN KHUSUS
1. SD/MI : .........................................
2. Kelas : .........................................
3. Nama Guru Kelas :......................................
No. Nama L/P Uraian/kasus Masalah Keterangan
1.



2.





3. Amin



Roberta





Dst. L



P


1. Kesulitan Belajar Matematika
2. Gangguan penglihatan
3. Sering tidak masuk karena sakit

1. Kesulitan hampir semua mata pelajaran (lamban belajar)
2. Keluarga miskin,penghasilan rata rata Perbulan Rp.300.000, dengan jumlah tanggungan keluarga 8 orang.
Dst. Standar Nilai yang dicapai = 4
Standar Nilai yang dicapai = 5
Standar Nilai yang dicapai = 4
Jumlah sdr. Yang sekolah 5


Dst.

Dibuat Tangal : ………………..
Guru Kelas,


( ………………………………. )