Senin, 16 Mei 2011

BAB I PENDAHULUAN

A. Penegasan Istilah
Membaca merupakan langkah awal untuk mengetahui maksud dari sebuah bacaan terutama untuk mengetahui isi dari skripsi ini. Dengan dasar pemikiran demikian maka penulis akan memaparkan serta menegaskan istilah-istilah yang berkaitan dengan judul skripsi yaitu Upaya meningkatkan motivasi menghafal surat-surat pendek dengan media audio visual siswa kelas IV Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Pangkalpinang.
1. Istilah motivasi dari perkataan motive-motivation “To motive a chil to arrange conditon so that the want to do what he is capable doing”. (memotivasi menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga anak mau melakukan apa yang dapat dilakukan.
2. Motivasi adalah dorongan untuk melakukan kegiatan, baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Motivasi merupakan motor penggerak aktivitas.
3. Media menurut Association for Education and Comunication Technology (AECT) yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi.
4. Menurut Education Association (NEA) media sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.
5. Media audio visual dapat berbentuk film yang bersuara berupa slide atau film strip yang ditambah suara ... bukan merupakan alat audiovisual yang lengkap, karena suara dan rupa berada terpisah, atau media visual diam ditambah suara.
6. Dari segi kebahasaan menghafal adalah berusaha meresapkan kedalam pikiran agar selalu ingat (tidak lupa).
7. Tunagarahita Ringan adalah anak yang mempunyai IQ 50 -70 Skala WISC, kecerdasan dan adaptasinya terlambat namun mereka mempunyai kemampuan untuk berkembang dalam bidang akademik, penyesuaian sosial dan kemampuan bekerja
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa meningkatkan motivasi merupakan langkah untuk awal untuk dapat menanamkan semangat siswa untuk menghafal, Dalam penelitian ini faktor untuk meningkatkan motivasi menggunakan media gambar gerak suara (audio visual) dengan harapan anak senang dan motivasi menghafal menjadi meningkat. Dan dengan kondisi anak didik dengan ketunagrahitaan dikarenakan tingkat kecerdasan yang dimiliki diperlukan media khusus agar motivasi menghafal surat surat pendek lebih mudah, cepat dan efektif.
B. Alasan Pemilihan Judul
Anak didik dengan ketunagrahitaan adalah individu yang sedang berkembang yang selalu berubah dalam dirinya. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikhis yang khas sehingga menjadi insan yang unik. Sekalipun dengan keterbatasan kecerdasan peserta didik telah memiliki potensi yang ingin dan perlu dikembangkan serta diaktualisasikan, alasan yang memperkuat dalam pemilihan judul yaitu:
1. Dalam kehidupan serta karena ketunagrahitaannya untuk mengaktualisasikan ini bantuan, bimbingan sangat dibutuhkan secara lebih sistematis didaktis agar mereka dapat berkembang optimal sesuai potensi yang dimiliki..
2. Dalam kegiatan belajar menghafal surat-surat pendek siswa menyatakan menghafal surat surat pendek pada kenyataannya dilapangan peserta didik bisa melafalkan surat surat pendek secara berkelompok tetapi apabila perorangan maka ada yang hafal karena ikut-ikutan sehingga apabila perorangan maka hasil yang kita dapat pasti baik tetapi apabila perorangan maka kita dapat mengambil penilaian secara obyektif dan dapat mendapat berapa persen keberhasilan dalam pembelajaran yang kita ulas.
3. Kompetensi anak didik terlihat dalam berbagai aspek baik secara mental maupun yang bersifat akademik seperti penguasaan kebahasaan, matematik, pengetahuan yang bersifat spiritual atau keagamaan tentunya sebagai ciri agama yang dianutnya.
4. Pemanfaatan media yang tepat yang dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan akan membawa perubahan dan efektifitas pembelajaran yang dapat dirasakan oleh pihak pendidik maupun peserta didik.
Dari wacana inilah penulis merasa tertarik dan perlu untuk mengangkat judul Upaya meningkatkan motivasi menghafal surat-surat Pendek dengan media audio visual siswa kelas IV SDLB Negeri Pangkalpinang. Sebab penulis memperhatikan adanya kelemahan siswa dalam menghafal surat-surat pendek pada umumnya dan siswa tunagrahita ringan di SDLB Negeri Pangkalpinang pada khususnya. Hafalan surat-surat pendek berdasarkan kurikulum merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki siswa, dengan penulisan ini diharapkan motivasi siswa Tunagrahita ringan untuk menghafal di SDLB Negeri Pangkalpinang meningkat.

C. Latar Belakang Masalah
Sebagaimana diketahui bahwa keadaan anak-anak ada yang normal ada pula anak dibawah normal dan atau diatas normal. Beberapa anak lebih cepat belajar daripada anak yang lain disamping ada juga anak yang belajar lebih lamban dari teman seusiannya. Tetapi kelambanan ini tidak serta merta karena tunagrahita tetapi bisa disebabkan oleh karena terlambat masuk sekolah, sehingga tingkat kelasnya tertinggal oleh kawan seusiannya, atau karena sering tidak masuk kelas, dapat juga disebabkan tidak suka pada guru, mata pelajaran atau juga karena tidak senang pada kawan-kawannya, atau juga karena guru tidak senang dengan anak didiknya.
Kenapa kemampuan anak didik menjadi lamban, banyak faktor yang dapat menyebabkan anak ketinggalan bahkan mungkin sangat komplek lingkungan yang tidak mendukung untuk pelaksanaan pembelajaran pun memungkinkan menjadi penyebab kelambanan anak didik.
Dalam penulisan ini kelambanan disebabkan secara nyata karena kecerdasan jelas dibawah rata-rata disamping itu juga mereka mengalami keterbelakangan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan kecenderungan anak tunagrahita ini kurang cakap dalam memikirkan hal-hal yang abstrak, sulit dan berbelit-belit.
Orang tua anak yang sering menanyakan beberapa hal tentang hafalan siswa didik yang masih minim dan sepertinya kurang ditekankan juga kenyataan yang ada anak didik kurang tertarik dengan kegiatan menghafal surat-surat pendek. Anak didik dengan ketunagrahitaan terlihat lebih mudah menghafal lagu-lagu yang sering mereka dengar, orang tua kadang membandingkan anak tunagrahita dengan anak yang normal sebayanya yang juga mampu menghafal lagu-lagu yang sama.
Berkaitan dengan kenyataan kemampuan anak tunagrahita dengan anak normal Sutjihati Sumantri menyatakan:
Pada masa awal perkembangan hampir tidak ada perbedaan antara anak-anak tunagrahita dengan anak yang memiliki kecerdasan rata-rata…akan tetapi semakin lama perbedaan pola perkembangan antara anak tunagrahita dengan anak normal semakin kelihatan jelas.

Jadi tidak salah jika orangtua berfikir demikian sebab sepertinnya tidak ada beda antara kemampuan menghafal surat-surat pendek dengan menghafal lagu. Dengan kata artian daya ingat anak sama dengan anak normal. Anak normal mampu menghafal lagu tertentu anak tunagrahita pun mampu menghafal, tetapi kemampuan menghafal anak tunagrahita sesuai pola perkembangannya jika dengan cara yang sama dengan anak normal akan terlihat perbedaanya.
Sutjihati Sumantri menambahkan tunagrahita atau terbelakang mental merupakan kondisi dimana perkembangan kecerdasannya mengalami hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan yang optimal.
Hafalan surat-surat pendek tidak terlepas dari bacaan seputar doa sholat, surat dari Al Qur’an dari awal sholat sampai ditutup salam ini menjadi bahan hafalan peserta didik ayat-ayat pendek yang musti hafal dalam agama Islam adalah dua kalimat syahadat, tentunya menjadi tolok ukur keagamaan anak didik.
Labib MZ dan Maftuh Ahnan menyatakan bahwa: orang yang sudah merasa meyakini rukun Islam sebagai aqidah dengan mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai bukti kebenaran dan rukun Islam. Tak lepas pula syariat dengan mengamalkan ibadah dalam bentuk perbuatan.
Syahadat merupakan ayat wajib bagi orang yang beriman dan ayat-ayat dalam sholat sebagai rukun sah sholat. Juga banyak doa sunat harian yang jika diamalkan akan mendapatkan pahala, tentunya ini tidak terlepas dengan kegiatan menghafal. Jadi salah satu metode yang dicantumkan dalam kurikulum pengajaran, ruang lingkup dan metode hafalan adalah salah satu metode tradisional yang diterapkan di pesantren-pesantren umunya dipakai untuk menghapal kitab-kitab tertentu juga sering dipakai untuk menghapal al Qur’an baik surat-surat pendek maupun secara keseluruhan.

Dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan agama islam media menjadi berperan penting untuk mencapai tujuan pendidikan secara lebih efektif, jenis media yang digunakan salah satunya yaitu
Prosedur dalam pembelajaran menggunakan media audiovisual adalah sebagai berikut:
1. Langkah persiapan guru, pertama-tama guru harus mempersiapkan unit peajaran terlebih dahulu kemudian baru memilih film yang tepat untuk mencapai tujuan pengjaran yang diharapkan
2. Mempersiapan kelas: audien dipersiapkan terlebih dahulu supaya mereka mendapat jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam pikiran mereka swaktu menyaksikan film tersebut. Untuk mencapai tujuan ini langkah tang dapat dilakukan yaitu: a) menjelaskan maksud pembuatan filam, b) menjelaskan secara ringkas isi film, c) menjelaskan bagian-bagian yang harus yang harus mendapat perhatian khusus sewaktu menonton film, d) harus dijelaskan mengapa apabila ada perbedaan antara pendapat dan bagian isi film.
3. Langkah Penyajian, setelah siswa disiapkan barulah film diputar. Dalam penyajian ini harus disiapkan perlengkapan yang harus disiapkan antara lain: proyektor, layar, pengeras suara, power cord , film, ekstra roll, dan tempat proyektor. Guru harus memperhatikan keadaan ruangan pencahayaan dan ketenangan.
4. Aktifitas lanjutan: aktifitas lanjutan ini dapat berupa tanya jawab, guna mengetahui sejauhmana pemahaman audien/ siswa terhadap materi materi yang disajikan. Apabila masih terdapat kekeliruan bisa dilakukan dengan pengulangan pemutaran film. Pengertian yang diperoleh audian perlu diikuti dengan aktifitas lanjutan berupa: a) membaca buku tentang masalah yang di tonton jika buku tersedia, b) membuat karangan tentang apa yang telah ditonton, c) mengnjungi lokasi dimana film tersebut dibuat, d) jika dipandang perlu adakan tes atau ujian tentang materi yang disajikan lewat film tersebut.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik mengadakan penelitian yang berjudul “Upaya meningkatkan motivasi menghafal surat-surat pendek dengan media audio visual siswa kelas IV SDLB Negeri Pangkalpinang”

D. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada:
1. Perencanaan pembelajaran menghafal surat-surat pendek pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di kelas IV SDLB Negeri Pangkalpinang, adapun aspek yang menjadi perhatian dalam perencanaan ini yaitu: Proses perencanaan pembelajaran, tenaga pelaksana pembelajaran, peserta didik, sarana prasarana, waktu, tempat metode dan laporan hasil pelaksanaan pembelajaran.
2. Proses pembelajaran menghafal surat-surat pendek menggunakan media audiovisual dalam pembelajaran menghafal mata pelajaran agama Islam oleh guru yang bersangkutan.
3. Proses evaluasi menghafal pada pembelajaran agama islam yang berkenaan dan peningkatan motivasi menghafal surat-surat pendek dengan media audiovisual.
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dipaparkan dalam latar belakang masalah diatas maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana media audio visual dapat meningkatkan motivasi siswa kelas IV SDLB Negeri Pangkalpinang dalam menghafal surat-surat pendek pada pelajaran pendidikan agama Islam?.
2. Bagaimana aktivitas siswa dalam menghafal surat-surat pendek?

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui aktivitas siswa dalam menghafal surat-surat pendek menggunakan media audio visual.
2. Mengetahui efektifitas media audio visual untuk meningkatkan motivasi siswa menghafal surat-surat pendek.
3. Meningkatkan efektifitas guru dalam proses pembelajaran hafalan surat-surat pendek menggunakan media audio visual.
Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan wawasan tentang salah satu media audio visual pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
2. Secara praktis hasil penelitian diharapkan dapat menjadi panduan praktis bagi orang tua, guru maupun pihak lain yang menginginkan serta peduli dalam aktifitas pembelajaran dan juga menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi.

G. Telaah Pustaka
Sepanjang pengetahuan penulis dari beberapa tulisan yang relevan dengan penelitian ini, seperti hasil penelitian oleh Ardi dengan judul Efektifitas metode Sorogan Al Qur’an terhadap Motivasi Hafalan. Dalam kegiatan sorogan in siswa berhadapan langsung dengan guru, dimana interaksi mereka telah saling mengenal, metode ini dilakukan siswa tidak terlepas dari kesiapan yang harus dilakukan sepeti menghafal terlebih dahulu sebelum bertemu dengan guru bersangkutan (materi hafalan selalu diingat dan dilakukan kegiatan menghafal dimanapun tempat selain tempat yang dilarang membaca Al Qur’an. Orientasi akhir sorogan ini adalah meningkatnya kemampuan hafalan Al Qur’an siswa.
Sementara dalam penelitian yang lain yang dilakukan Intan Kurnia Jaya (skripsi, 2007) yang berjudul “ Studi tentang penggunaaan Media Audio dalam pembelajaran Menghafal Al-Qur’an (Studi Kasus terhadap peserta program Tahfizh Beasiswa di LTQ Jendela Hati). Dalam penelitian ini titik berat pengembangan pada peningkatan minat dengan menghafal dengan pemanfaatan media audio. Hasil penelitian ini menunjukan dampak yang positif dimana media audio ini praktis dapat dibawa kemana-mana.
Sedangkan dalam penelitian ini dengan judul Upaya meningkatkan motivasi menghafal surat-surat Pendek dengan media audio visual siswa kelas IV SDLB Negeri Pangkalpinang. Tujuan penelitian yaitu meningkatkan motivasi menghafal surat-surat pendek siswa kelas IV SDLB Negeri Pangkalpinang dengan media pembelajaran yang tepat, dimana siswa dalam belajar menghafal dimulai dari kegiatan berupa melihat penyajian tayang audiovisual sesuai materi dilanjutkan dengan kegiatan latihan menghafal dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan hafalan surat-surat pendeknya, yang ditekan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.

H. Landasan Teoritis
Media menurut Heinich yang dikutip oleh Sri Anitah media merupakan alat saluran komunikasi, media dalam bahasa latin medium berarti perantara, yaitu perntara sumber (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Hubungan media, pesan dan metode digambarkan sebagai berikut




GAMBAR 1
Hubungan Media Dengan Pesan dan Mertode Pembelajaran
Dalam Sri Anitah dalam lembar yang lain, anak dalam belajar akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana suatu informasi dapat diterima oleh indra, rata-rata jumlah informasi yang diperoleh seseorang melalui indra menunjukkan komposisi sebagai berikut :

Gambar. 2
Dengan gambaran diatas fungsi media mempunyai peranan yang sangat penting dalam aktifitas belajar. Manfaat yang diperoleh dari media audio visual dapat menyeimbangkan kemampuan indra dan penyampaian informasi visual mencapai 75 %, manfaat lain yaitu:
1. Membuat konsep-konsep yang abstrak dapat disampaikan secara kongkrit disederhanakan dengan media
2. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat di lingkungan (seperti: harimau, beruang, gajah dll).
3. Menampilkan objek yang terlalu besar atau terlalu kecil ( misalnya pesawat, kapal, candi, atau terlalu kecil seperti, virus, bakteri, nyamuk dll)
4. Memperlihatkan gerak yang terlalu cepat atau lambat dengan menggunakan teknik gerakan lambat dalam film bisa memperlihatkan tentang lintasan peluru, melesatnya anak panah atau dapat pula memperlihatkan tentang lintasan peluru
Berdasar teori diatas peranan audio visual akan membantu guru dalam menyampaikan pesan materi belajar menjadi lebih kongkrit dan lebih sederhana. Tujuan akhir pelaksanaan pembelajaran dengan media audivisual anak akan termotivasi dengan kegiatan menghafal sebab 75 % informasi diperoleh dari penglihatan. Adapun materi yang disampaikan dengan media audiovisual yaitu materi surat-surat pendek pada pendidikan Agama Islam.



I. Setting Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2010/2011, tempat pelaksanaan di SDLB Negeri Pangkalpinang. Subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV Tunagrahita ringan SDLB Pangkalpinang.



J. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan (aksi) yang dilakukan oleh guru (pelaku). Mulai dari perencanaan sampai dengan penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.

2. Sifat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas bersifat empiris yaitu peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan dan membukukan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama tindakan berlangsung Prinsip kegiatan penelitian yaitu merencanakan, melaksanakan tindakan, membukukan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama tindakan dilakukan, serta menyimpan catatan dan pengumpulan pengalaman peneliti dalam pekerjaan sehari hari.
3. Model dan Prosedur Penelitian
a. Model Penelitian
Model Penelitian Tindakan Kelas menggunakan model Kurt Lewin dimana dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu:
Gambar I. Bentuk Spiral terdiri dari beberapa siklus
1) Perencanaan (planing) I
2) Aksi atau tindakan (acting) II 1) Observasi (observing) III
2) Refleksi (refllecting) IV
b. Prosedur Penelitian
Bedasarkan uraian sebelumnya peneliti berkolaborasi dengan teman sebagai partner menentukan tindakan yang tepat yang akan diterapkan untuk meningkatkan motivasi siswa dalam menghafal surat-surat pendek.
Tindakan akan dilakukan dalam 10 kali pertemuan yang terbagi dalam 2 siklus. Apabila hasil yang diperoleh kurang signifikan akan ditambah dengan perbaikan pada siklus ke tiga. Adapun aktifitas yang akan dilaksanakan pada tiap siklus, yaitu:
1) Siklus I
a) Perencanaan Tindakan (planing) I
Kegiatan yang akan dilakukan di siklus satu sebagai berikut:
(1) Menyusun rencana besar dalam satu siklus.
(2) Menyiapkan materi dan penyusunan perangkat pembelajaran, seperti: silabus, RPP (skenario kecil dalam pertemuan pembelajaran), dan alat evaluasi, serta menetapkan salah satu surat yang menjadi bahan hafalan siswa.
(3) Menyusun lembar observasi kegiatan guru
(4) Menyusun lembar observasi kegiatan siswa
(5) Menyusun lembar refleksi kegiatan harian guru
(6) Mensosialisasikan dengan jadwal materi hafalan dalam kegiatan penelitian kepada siswa
b) Aksi atau tindakan (acting) II
Aksi atau tindakan merupakan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat, kegiatan berupa latihan menghafal dibantu dengan media audio visual sesuai tahap yang direncanakan.

c) Observasi (observing) III
Observasi dilakukan oleh observer (pengamat yang ditunjuk) dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi yang harus diisi adalah lembar observasi guru dan siswa.
d) Refleksi (refllecting) IV
Refleksi terdiri dari dua jenis refleksi yaitu refleksi harian dan refleksi besar setelah beberapa kali pertemuan dalam satu siklus dilaksanakan. Refleksi harian adalah menggambarkan tentang kelengkapan perangkat pembelajaran, pelaksanaan kegiatan, aktifitas proses pembelajaran, pengelolaan kelas dan minat siswa. Refleksi besar adalah penyimpulan dari beberapa data hasil observasi dan refleksi tiap pertemuan. Hasil refleksi disimpulkan untuk ditindaklanjuti dengan tindakan pada siklus ke dua.
2) Siklus II
Kegiatan pada siklus kedua merupakan pelaksanaan tindakan terevisi dari hasil penyimpulan siklus I.




K. Teknik Pengumpulan dan Analisa Data
1. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data menggunakan perangkat, lembar observasi kegiatan guru dan siswa, refleksi harian, catatan lapangan dan dokumentasi:
a. Perangkat pembelajaran seperti kelengkapan silabus dan RPP yang berkaitan dengan penelitian.
b. Lembar observasi kegiatan guru dan siswa merupakan lembar checklist yang diisi oleh observer saat kegiatan pembelajaran dilaksanakan, berisi tentang: penampilan subyek penelitian pada saat kegiatan penilaian tentang penguasaan siswa atas materi yang menjadi bahan pembelajaran, hasil penilaian untuk mencari kelebihan dan kekurangan untuk diatasi pada siklus selanjutnya
c. Refleksi catatan harian seperti riwayat pribadi yang dilakukan secara teratur, seputar topik yang menarik, terkait perasaan, reaksi, penafsiran, refleksi dugaan hipotesis dan penjelasan yang tertuang dalam intrumen penelitian.
d. Catatan lapangan dan dokumentasi menjadi Sumber pelengkap data yang lain berbentuk foto/ slide yang digunakan untuk merekam peristiwa penting, catatan lapangan berupa penulisan secara ringkas hasil refleksi harian kedalam kolom catatan lapangan.
2. Teknik Analisa data
Data yang terkumpul dari pelaksanaan penelitian tindakan disusun, diklasifikasikan dan dianalisa dalam bentuk deskriptif kualitatif artinnya hasil penelitian dipaparkan secara tertulis tanpa adanya perhitungan secara statistik. Analisis dilaksanakan dengan tahapan:
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan kegiatan merangkum data dan mengerucutkan pada hal-hal penting yang berkaitan dengan obyek penelitian, serta menghapus data yang tidak berkaitan dan dibutuhkan dari dokumen/alat penelitian penelitian yang telah dihasilkan.
b. Teknik Keabsahan Data
Untuk menghasilkan data yang benar maka dilakukan salah satu cara untuk mencari keabsahan data dengan cara trianggulasi data: yaitu melakukan diskusi dan curah pendapat dari orang lain atau teman sejawat yang mempunyai perhatian terhadap kegiatan penelitian dan peduli terhadap pendidikan.



L. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah penulisan dan pemahaman serta penganalisaan data dalam penelitian ini maka sistematika penlisan sebagai berikut:
Bab I adalah Pendahuluan yang berisi tentang penegasan istilah, alasan pemilihan judul, latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, landasan teoritis, setting penelitian, metodologi penelitian, teknik pengumpulan dan analisa data, sistematika pembahasan.
Bab II berisi tentang kajian tentang media audio visual, langkah-langkah pembelajaran dengan media audio visual di kelas, kelebihan media audio visual dalam mengatasi kesulitan menghafal.
Bab III berisi tentang gambaran umum SDLB Negeri Pangkalpinang, keadaan sarana dan prasarana, guru dan siswa, serta sistem pembelajaran yang dilaksanakan di SDLB Negeri Pangkalpinang.
Bab IV berisi tentang analisis terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan media audio visual dalam Upaya meningkatkan motivasi menghafal surah-surah pendek di kelas IV tunagrahita ringan SDLB Negeri Pangkalpinang
Bab V adalah penutup yang berisi kesimpulan dan saran.


DAFTAR PUSTAKA


Abu Ahmadi dan Widodo S, Psikologi Belajar, (Jakarta. Rinneka Cipta : 2004 )
Ardi, Efektifitas metode Sorogan Al Quran terhadap Motivasi Hafalan, dalam WWW. Dunia pendidikan.co.id, 2007 (diakses pada tanggal 11 September 2010)
Depdiknas, Dirjendikdasmen, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta, Direktorat Tenaga Kependidikan: 2004 )
IGAK Wardani Pengajaran Bahasa Indonesia Bagi Anak Berkesulitan Belajar.(Dirjendikti, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Pengadaan Tenaga Kependidikan, 1996)
Munawir Yusuf , Pendidikan Bagi Anak Dengan Problema Belajar, (Solo. PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri: 2003 )
Pusat Bahasa Departemen Pendidikannasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta. Balai Pustaka : 2007 )
Sri Anitah W, dkk, Strategi Pembelajaran di SD, (Jakarta, Universitas Terbuka, 2008)
Sutjihati Sumantri , Psikologi Anak Luar Biasa, (Depdikbud Dirjendikti, Proyek Pengadaan Tenaga Guru: 1996)
Zakiah Daradjat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta, Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Departemen Agama, Bumi Aksara: )

Skenario Perbaikan

Tujuan perbaikan : Upaya mengatasi Kesulitan menghafal surat-surat Pendek dengan Metode Reconnecting siswa kelas IV SDLB Negeri Pangkalpinang
Siklus ke : I
Hari/Tanggal : Senin 27 September 2010
Hal yang diperbaiki dan ditingkatkan :
1. Kegiatan Pengembangan :
Pada hari pertama mendengarkan cerita “Bertamasya bersama keluarga” terlaksana dengan baik, maka pada hari yang kedua kegiatan lebih ditingkatkan menjadi bercerita dengan boneka keluarga “Aku sayang mama dan papa”

Langkah-Langkah Perbaikan
1. Guru mengajak anak-anak duduk membentuk lingkaran

1 komentar: