Senin, 11 April 2011

DASAR PEMIKIRAN DRILL BAB 2

BAB II.
PENERAPAN METODE DRILL DALAM MENGHAFAL
SURAT SURAT PENDEK


A. Metode Pembelajaran Drill
Bila kita berbicara mengenai metode pembelajaran, banyak sekali metode yang tentunya telah teruji tingkat keberhasilannya dalam menghantarkan untuk tercapainya kompetensi tujuan pembelajaran. Salah satu metode yang dibicarakan disini adalah metode drill. Dalam aktivitas pembelajaran anak merupakan individu berproses mencapai keberhasilan, tahapan dalam mencapai keberhasilan tersebut dilalui dengan suatu proses panjang secara bertahap sedikit demi sedikit. Kerumitan materi pembelajaran semakin meningkat sesuai dengan perkembangan serta kematangan usia mental anak. Dengan metode yang tepat maka metode pembelajaran akan meningkatkan keefektifan proses pembelajaran, sedemikian rupa membantu mengurai kerumitan materi.
Ketidaktepatan dalam penerapan metode secara praktis akan menghambat proses belajar mengajar yang akan membuang waktu dan tenaga secara percuma. Karena metode merupakan salah satu syarat untuk mencapai efisiensi aktifitas pembelajaran. Metode termasuk persoalan yang esensial, karena tujuan pendidikan Islam itu akan tercapai secara tepat guna manakala jalan yang ditempuh untuk menuju cita-cita tersebut benar-benar tepat.
Perlu ditekankan bahwa penggunaan metode dalam pendidikan Islam pada prinsipnya adalah pelaksanaan kehati-hatian dalam kegiatan mendidik dan mengajar. Mengingat bahwa sasaran pendidikan adalah manusia yang telah memiliki kemampuan dasar untuk dikembangkan. Sikap kurang hati-hati dapat berakibat fatal sehingga mungkin saja kemampuan dasar yang sudah dimiliki peserta didik tidak berkembang secara wajar. Lebih fatal lagi dapat menyalahi hukum-hukum dan arah perkembangan.

1. Pengertian pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dengan kata lain pembelajaran adalah aktifitas yang bersifat aktif dan berkolaborasi antara peserta didik, pendidik dan tidak terlepas adanya sumber yang dijadikan kunci pokok ajar, kegiatan tersebut dilakukan dalam satu lingkungan yang tersistem dan mendukung proses belajar mengajar.
Menurut Sumitro proses pembelajaran adalah aktifitas pendidikan dimana didalamnya mengandung transformasi pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan, proses ini bisa terjadi di dalam dan di luar sekolah serta kegiatannya bisa berlangsung sepanjang hayat (life long procces), dari generasi ke generasi, didalamnya terjadi proses belajar dan mengajar.
Dalam kegiatan pembelajaran terdapat aktifitas dan interaksi yang bersifat mutlak yaitu adanya interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari unsur tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa dan guru, semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi dan semuanya berfungsi dengan berorientasi pada tujuan. Pembelajaran lebih bersifat aktif dimana semua komponen ini saling melengkapi satu sama lain serta visi yang di bawa adalah mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.

2. Pengertian metode drill
Pembahasan metode drill sebagai bahan kajian inti dari penulisan, perlu diperjelas bahwa metode itu sendiri merupakan cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa agar terjadi interaksi dan proses belajar yang efektif dalam pembelajaran. Setiap mengajar memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam membentuk pengalaman belajar siswa tetapi satu dengan yang lain saling menunjang.
Teknis pelaksanaan metode dalam pembelajaran dalam Samsul Nizar menyebutkan, sebagai berikut:
a. Sesuatu prosedur yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan
b. Sesuatu teknik mengetahui yang dipakai dalam proses mencari ilmu pengetahuan dari suatu materi tertentu.
c. Suatu ilmu yang merumuskan aturan-aturan dari suatu prosedur.
Metode adalah prosedur tertentu yang digunakan untuk mencapai tujuan. Proses yang harus dilakukan merupakan rangkaian stimulasi yang tersistem dalam satu bingkai aktifitas pembelajaran. Keterkaitan terpadu empat komponen dasar pembelajaran siswa, pengajar, bahan belajar dan metode akan dapat mengantar pada tujuan pendidikan yang diinginkan. Suatu metode tidak hanya akan mampu mengantarkan pada ketercapaian satu tujuan namun bisa mempunyai fungsi ganda atau dobel. Ketercapaian hasil dengan prestasi yang meningkat juga pengalaman anak didik dan guru bisa menjadi sasaran sampingan dari penggunaan suatu metode.
Secara essensial dalam Samsul Nizar metode sebagai alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan mempunyai fungsi ganda:
a. Polipragmatis, yaitu manakala metode itu mengandung kegunaan yang serba ganda (multi purpose). Misalnya metode tertentu pada suatu situasi dapat dipergunakan untuk merusak, pada situasi dan kondisi yang lain dapat digunakan untuk membangun maupun memperbaiki.
b. Monopragmatis, yaitu alat hanya dapat dipergunakan untuk mencapai satu macam tujuan.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun untuk membentuk kemampuan siswa diperlukan metode mengajar yang efektif. Pengajar dalam menggunakan suatu metode dalam pembelajaran perlu menyampaikan metode itu sendiri dan menjelaskan pula bagaimana suatu metode itu harus dilaksanakan. Sekalipun nama metode anak tidak dirasa perlu menggetahui tetapi, cara dan teknik yang dilakukan anak mesti mengerti dan memahami, disini peran guru menjadi penting untuk menjelaskan dan menyampaikan cara yang harus dilakukan oleh siswa. Hal ini diperkuat oleh Sri Anitah bahwa metode mengajar ini bukan hanya harus dikuasai oleh guru tetapi juga harus dikuasai oleh murid itu sendiri.
Metode dipilih dan ditentukan oleh guru dimana guru dapat menentukan metode yang dianggap sesuai dan efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran pembentukan kompetensi siswa. Dalam Sri Anitah untuk memudahkan pemilihan metode mengajar, guru harus memahami tujuan pembelajaran maupun kompetensi yang akan dimiliki siswa, guru juga harus memahami karakteristik metode mengajar yang akan dipilih sekaligus memahami dampak dari metode tersebut. Pertimbangan yang lain juga menjadi landasan pemilihan seperti alokasi waktu dan fasilitas penunjang pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran bermacam komponen membentuk sistem pergerakan untuk mencapai perubahan, bermacam komponen menjadi sinergis apabila satu sama lain mendukung dan berkolaboratif secara aktif. Hambatan disalah satu komponen bisa menyebabkan adanya gangguan sehingga pembelajaran tidak berjalan efektif. Sumitro menyatakan Interaksi aktif antar komponen pembelajaran dapat digambarkan dengan diagram berikut:

Gambar 1. Diagram Interaksi Antar Komponen Pembelajaran
Pemilihan metode yang tepat dalam membelajarkan suatu materi akan menjadikan suatu proses pembelajaran menjadi efektif, tujuan pembelajaran menjadi lebih mudah tercapai. Demikian pula memilih metode drill disini menjadi tepat dan efektif jika suatu tujuan dan kompetensi pembelajaran telah diketahui. Pengertian metode drill itu sendiri dari segi kebahasaan adalah metode latihan atau metode “training” yang merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.
Mananamkan kebiasaan yang benar pada anak dengan usia yang belia tidak mudah. Pengulangan, penekanan, evaluasi harus sering dilakukan sebab anak terutama anak usia sekolah dasar memiliki dunia sendiri yang mengasikkan bagi mereka. Aktifitas motorik yang tinggi menjadikan aktifitas kognitif akademis dapat tertekan, terlupakan, menanamkan kepedulian, motivasi, dan tekad untuk mempunyai kebiasaan yang benar perlu dilakukan secara kontinyu, dengan sistematika proses yang panjang, konsisten dan berulang.
Metode latihan sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang telah nyata diterima. Selain itu metode juga dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempurnaan dan keterampilan latihan tentang sesuatu yang dipelajari. Dengan melakukan secara praktis pengetahuan tersebut dapat disempurnakan dan dikembangkan. Dengan demikian metode latihan bukan hanya sekedar melaksanakan latihan secara membabi buta, bukan hanya asal mengulang, tetapi melaksanakan latihan dengan pengertian yang mempunyai tujuan tertentu.

Latihan yang dilaksanakan murid ini merupakan latihan yang sudah terencana yang tersistem dengan secara kolaboratif berkaitan erat dengan berbagai komponen kegiatan belajar. Kegiatan yang berkesinambungan dan terpadu dalam mencapai ketangkasan, kesempurnaan serta keterampilan sesuai kompetensi yang menjadi program pembelajaran. Latihan yang terevaluasi dilaksanakan secara eksplisit dan sedemikian rupa terukur. Mansyur menambahkan bahwa “proses latihan harus dilaksanakan secara efektif ... ekonomis artinya waktu yang digunakan dalam latihan harus sepadan dengan hasil yang dicapai”.
Dalam pembelajaran aktifitas latihan untuk mencapai ketepatan, ketangkasan dan keterampilan merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum anak mengaktualisasikan kemampuan. Kepercayaan diri akan muncul apabila anak memang telah menguasai dan memahami materi dengan benar. Kemampuan yang asal-asalan tentunya akan membawa imbas pada diri anak sendiri juga lingkungan dimana anak berada.
Dalam lingkungan kelas atau sekolah, anak lain yang belum mengerti dan paham akan terpengaruhi dengan keadaan yang mereka lihat dan dengar. Dalam penguasaan suatu kompetensi ini Allah SWT menyatakan dalam Al Qur'an surat Al Qiyamah ayat 16 yang berbunyi :


      
Artinya: Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya.
Berkaitan dengan keterampilan dalam menghafal perlu diasah dengan latihan-latihan sebaiknya dilakukan secara tartil. Yang dimaksud dengan tartil adalah baik sebutannya, baik sebutan hurufnya, baik mengucapkan kalimatnya, baik wakof ibtidahnya, baik murajaahnya. Dengan belajar hafalan secara benar akan membawa dampak positif bagi anak itu sendiri dan juga membawa dampak yang baik bagi lingkungan anak berada. Pada usia anak yang belia apabila suatu kemampuan dikuasai dengan benar maka pada usia-usia berikutnya akan selalu teringat. Dan keyakinan akan kebenarannya akan lebih bertahan, imbas yang dapat dilihat anak lain tingkat kepercayaan diri anak meningkat.

B. Langkah-Langkah Penerapannya Metode Drill Di Kelas
Latihan dapat dilaksanakan di dalam berbagai kegiatan belajar, baik secara lisan maupun secara tulisan, dalam bentuk mental maupun fisik. Meskipun metode ini dapat digunakan dalam berbagai kegiatan belajar, tidaklah berarti bahwa setiap kali metode ini harus dipakai dalam semua aktivitas pembelajaran. Penggunaan metode ini tergantung kepada keperluan-keperluan khusus, misalnya pembentukan kebiasaan mengerjakan sholat, membaca Al Qur'an dan sebagainya.
Dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode drill beberapa komponen yang harus disiapkan, seperti:
1. Kesiapan Langkah Pelaksanaan Metode Drill
Langkah yang dapat ditempuh dalam metode latihan (drill) terbagi dalam tiga bagian pokok, sebagai berikut:
a. Pendahuluan
Pada tahap ini perlu dipersiapkan terutama mental murid untuk menerima pelajaran yang akan disajikan kepada mereka pada langkah pelajaran inti. Hal yang harus dilakukan seperti:
1) Memberikan penjelasan seperlunya tentang suatu kegiatan yang perlu dilaksanakan dengan menggunakan metode drill. Tujuanya adalah untuk memberikan gambaran perbuatan yang perlu dicapai dengan menggunakan metode, sehingga murid memahaminya. Penggambaran itu disertai contoh-contoh perbuatan yang perlu dilaksanakan.
2) Apabila keterangan-keterangan yang diberikan telah cukup, perlu kiranya diberi latihan pendahuluan sebagai persiapan untuk melaksanakan latihan yang sesungguhnya. Guru memberikan contoh yang benar dalam bentuk gerak maupun ucapan kemudian murid menirukan.
b. Pelajaran inti
1) Murid melaksanakan latihan yang mempunyai kesukaran-kesukaran yang masih dapat diatasi oleh murid. Latihan ini diulang-ulang sampai murid benar-benar telah dapat melaksanakan gerak maupun bacaan yang menjadi materi pembelajaran dengan metode drill.
2) Mengadakan kontrol atau mengadakan koreksi terhadap latihan. Diagnosa kesalahan-kesalahan pada waktu melaksanakan tugas latihan. Bila ditemukan kesalahan langsung dianalisa, dibicarakan seperlunya diperbaiki kemudian dilatih lagi.
c. Penutup
1) Melaksanakan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan yang dilaksanakan oleh murid.
2) Memberikan latihan penenangan.

2. Peranan Guru Dalam Pelaksanaan Metode Drill
Dalam melaksanakan metode drill, ada beberapa peranan guru yang dapat dikemukakan, diantaranya sebagai berikut:
a. Guru dapat memberi contoh kegiatan yang akan dilatih.
b. Guru selalu memperhatikan langkah-langkah yang dilaksanakan di dalam metode drill.
c. Supaya pelaksanaan metode drill lebih efektif dan tidak memboroskan waktu serta tenaga, maka guru perlu memperhatikan tingkat latihan yang perlu dicapai.
d. Guru perlu memperhatikan adanya latihan-latihan pendahuluan yang perlu diajarkan.
e. Guru perlu menghindarkan seawal mungkin kesalahan-kesalahan yang diperbuat murid.

3. Peran Murid Dalam Pelaksanaan Metode Drill
Peranan murid yang diharapkan dari metode drill, antara lain:
a. Agar murid berusaha sedemikian rupa sehingga mempunyai gambaran yang jelas bagaimana ia harus berbuat dalam latihan ini.
b. Murid perlu dengan secermat mungkin memperhatikan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh guru terutama tentang kesalahan-kesalahan yang dilakukan.
c. Diusahakan dalam melaksanakan latihan, tidak ada keraguan pada murid.

Langkah tersebut merupakan langkah pembelajaran yang sistematis dan keruntutan proses mesti ditempuh, namun tidak boleh dilupakan motivasi bisa menjadi sangat menunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dapat berbentuk materi maupun moril. Hal ini disampaikan dalam Sa’ad Riyadh bahwa anak dalam mempelajari maupun menghafal Al Qur'an membutuhkan motivasi, baik berupa materi maupun moril. Untuk anak yang masih kecil, motivasi berbentuk materi itu lebih mengena, karena anak akan merasa segera memetik hasil dari jerih payah.
Hal yang lain yang perlu diperhatikan adalah pemilihan waktu, dimana waktu pelaksanaan menghafal dengan metode drill, perlu dijadwalkan dalam jadwal pelajaran, dimana waktu pelaksanaan menghafal harus dipilih pada waktu yang tepat. Anak dengan kondisi segar tentunya akan membantu meningkatkan kemampuan menghafal anak. Dalam pemilihan waktu ini Sa’ad Riyadh menambahkan bahwa pemilihan waktu yang tepat termasuk keterampilan yang dibutuhkan dalam proses pendidikan agar mencapai keberhasilan.
Menghafal merupakan kegiatan yang dilaksanakan dan hafalan merupakan kompetensi yang diharapkan. Hafalan surat-surat pendek menjadi materi pelaksanaan pembelajaran. Untuk mengetahui seberapa banyak materi hafalan perlu adanya pengawasan hafalan. Dengan adanya agenda pengawasan akan diketahui kemampuan hafalan anak seperti yang dituliskan oleh Sa’ad Riyadh yaitu agenda dalam sepekan atau sebulan dapat diberlakukan untuk mengawasi keberlangsungan dan perkembangan hafalan Al Qur'an.
C. Kelebihan Metode Drill Dalam Mengatasi Kesulitan Menghafal
1. Ruang Lingkup Menghafal
Menghafal merupakan salah satu cara yang selalu dan sering dilakukan dalam kegiatan belajar. Bermacam hal dalam pembelajaran berkaitan langsung dengan tindakan menghafal. Menghafal ini dilakukan tidak hanya di sekolah saat belajar dikelas saja namun disegala tempat dan bermacam hal yang tidak terbatas. Secara sengaja maupun tidak menghafal menjadi salah satu cara yang paling efektif dan praktis dan capat dilakukan oleh otak. Dari segi kebahasaan menghafal berasal dari kata “hafal” ditambah dengan awalan kata “meng”, menghafal adalah berusaha meresapkan kedalam pikiran agar selalu ingat (tidak lupa).
Dalam Sa’ad Riyadh berkaitan dengan menghafal Al Quran menghafal berkaitan erat dengan daya ingat seseorang dan juga sangat tergantung dengan kemampuan akal seseorang dan juga sangat tergantung dengan kemampuan akal seseorang. Kekuatan daya ingat seseorang tergantung pada daya tangkap terhadap apa yang disampaikan. Daya tangkap seseorang juga berkaitan dengan daya simpan memori otak.
Allah SWT menurunkan Al Qur'an dengan ayat yang dapat dihafalkan. Dan Allah SWT menegaskan dalam surat Al Qomar ayat 32 berbunyi:

       
Artinya : Dan Sesungguhnya telah Kami (Allah) mudahkan Al Quran untuk pelajaran (dihafal), Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran (menghafal)?
Sebagian ulama ada yang menafsirkan   dengan ﻓﺎﺣﻐﻆﻮا (artinya : maka hafalkanlah).

Menghafal merupakan keharusan dimana Nabi Muhammad SAW yang notebene seorang Rosul utusan Allah SWT yang menjadi panutan hidup kita, selalu menghafal dan mengingat wahyu yang sudah diturunkan melalui malaikat Jibril dari awal sampai akhir, dengan berangsur angsur. Rosulullah yang Ummi (buta huruf) menerima wahyu melalui malaikat jibril melalui mendengar apa yang disampaikannya, maka setiap menerima wahyu pasti dihafalnya. Firman Allah dalam surat Al A’laa ayat 6 -7:



              
Artinya : Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) Maka kamu tidak akan lupa. Kecuali kalau Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.

Dari ayat diatas tentunya kita sebagai umat nabi Muhammmad yang mengimani. Akan mencontoh beliau sebagai contoh bagi hidup kita, sekalipun mungkin kita hanya sanggup bagian kecil saja namun tetap kita berusaha meningkatkan membumikan contoh perilaku nabi dalam hidup kita. Demikian pula dalam menghafal sedikit demi sedikit harus ditingkatkan dan diperbanyak.
Rasulullah selalu menghafal Al Qur’an setiap saat, beliau pun diuji hafalannya. Dalam waktu 23 tahun Rasulullah sesuai turunnya wahyu secara berangsur angsur beliau tetap hafal. Beliau membacakan dan mengajarkan Al Qur’an kepada manusia sebagaimana yang diperintahkan. Setiap tahun sekali Rasulullah bertalaqqi dan bermusyafahah kepada Jibril untuk mengulangi hafalan Al Qur’an yang diterimanya. Dan pada tahun terakhir sebelum wafatnya Rasulullah, Jibril menghadap untuk mengecek hafalan Al Qur’an Nabi Muhammad SAW sebanyak dua kali. Pengecekan terakhir ini terkenal dengan sebutan “Urdhah Akhirah”.
Al Qur'an adalah kitab suci bagi pemeluk agama Islam, sebagai pedoman hidup dan sumber hukum. Tidak semua manusia sanggup menghafal dan tidak semua kitab suci dapat sihafal kecuali kitab suci Al Qur'an dan hamba-hamba Allah yang terpilih dan sanggup menghafalnya. Dalam surat Fathir ayat 32 Allah berfirman:
       ... 
Artinya: Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami,
Dari ayat-ayat diatas serta contoh amalan Rasulullah sebagai Uswatun Khasanah (contoh yang baik) umat Islam, kita dapat menarik pendapat bahwa menghafal merupakan suatu perilaku yang dicontohkan oleh Rasulullah. Serta menghafal merupakan salah satu metode belajar yang sudah ada sejak zaman Rasulullah. Tentunya metode menghafal metode yang sudah lama tetapi akan berjalan seiring perkembangan jaman dan tidak akan hilang selama manusia hidup. Sebab manusia bisa belajar berasal dari segala sesuatu yang diterima dan dihafal sebelum menjadi kecerdasan personal.

2. Penyebab Kesulitan Dalam Menghafal
Kemampuan menghafal setiap manusia satu sama lain tidak sama, tidak semua orang cukup kuat ingatannya dan tidak semua orang mempunyai niat dan tekat yang kuat untuk menghafal Al Qur'an. Demikian pula anak didik kita disekolah banyak pengaruh yang diterima anak baik pengaruh intern anak maupun pengaruh luar mempunyai peranan yang sangat besar terhadap motivasi menghafal. Peran guru menjadi sangat penting untuk mampu meningkatkan motivasi menghafal Al Qur'an. Berbagai metode menghafal dapat dilakukan dan dicoba untuk dapat meningkatkan hafalan Al Qur'an anak.
Kesulitan yang timbul adalah disebabkan oleh berbagai faktor, dikelompokkan dalam dua faktor yaitu: faktor intern dan faktor ekstern. faktor-faktor tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Faktor Intern
a) Bakat
Bakat merupakan anugerah Allah SWT yang diberikan kepada siapapun yang dikehendaki-Nya. Diantara bakat tersebut adalah menghafal yang tidak ditemukan kesamaannya pada setiap orang. Perbedaan yang dimiliki manusia adalah sunatullah yang mesti terjadi. Kita tidak mungkin menyamaratakan cara interaksi kita antara anak yang memiliki potensi dalam menghafal dengan anak yang memiliki bakat dibidang olah raga.
b) Berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus merupakan istilah baru yang muncul di dunia pendidikan. Sebenarnya banyak diantara mereka yang memiliki kemampuan berfikir seperti anak lain namun kenyataan anak tersebut mengalami kesulitan dalam menstranfer kemampuan dasar belajar seperti mendengar (listening), atau membaca (reading), atau menulis (writing) maupun dalam matematika (calculating).
Gangguan diatas merupakan masalah pribadi yang sangat mendasar kemungkinan karena adanya gangguan fungsi pusat syaraf. Biasanya gangguan diiringi dengan adanya gangguan penglihatan, pendengaran, lambat berfikir, adanya gangguan emosional ataupun gangguan sosial.
c) Motivasi
Perkembangan iptek yang pesat mempunyai pengaruh yang besar terhadap konsep, tekhnik dan metode pendidikan. Perkembangan tersebut menyebabkan makin luas dan kompleksnya ilmu pengetahuan. Dengan kondisi ini tidak mungkin lagi diajarkan seluruhnya di sekolah maka peran guru adalah mengajarkan bagaimana cara belajar. Menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus menerus sepanjang hidupnya. Motivasi diri terbagi dua motivasi intrinsik seperti tekat, semangat, ambisi, merupakan motif dari dalam diri. Dan motivasi ekstrinsik motivasi dari luar seperti dorongan, hadiah (reward).
2) Faktor ekstern
a) Kondisi dan sistem pendidikan di sekolah.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan dapat dikatakan pendidikan terlaksana dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat. Sekolah yang baik adalah sekolah yang bisa menerima dan melaksanakan masukan masyarakat secara bijaksana. Komponen ganda pendidikan sekolah yaitu masukan dari masyarakat dalam sistem pendidikan diikuti oleh hasil ganda dari sistem yang mengalir baik dalam masyarakat, dan akhirnya mempunyai dampak baik bagi masyarakat. Imam Barnadib menggambarkan kondisi ini dalam diagram berikut:










Gambar 2. Sistem pendidikan sekolah yang berorientasi proses
Proses pendidikan sekolah yang optimal dengan beroriantasi kebutuhan masyarakat, tentunya akan membawa hasil yang diharapkan masyarakat. Kondisi ini memungkinkan terhindarnya kesulitan yang akan terjadi selama proses belajar.
b) Dukungan orang tua dan Masyarakat
Sekolah berada di lingkungan masyarakat dan orang tua yang saling membutuhkan satu sama lain. Kolaborasi yang aktif hendaknya dibentuk sedemikian rupa dimana masyarakat dan orang tua bisa mendukung program sekolah juga program sekolah bisa menjadi pemenuhan atas kebutuhan mereka. Hubungan tersebut digambarkan oleh Fagerlin dan Saha dalam Imam Barnadib dengan diagram berikut:

Gambar 3. Hubungan dialektis sistem pendidikan dan lingkungan
Diagram diatas menggambarkan keterkaitan hubungan mutualisme sekolah dan masyarakat orang tua dalam menyusun program sekolah. Dimana masyarakat memberikan masukan untuk perkembangan sekolah. Sekolah memberi respon masukan dalam program sekolah. Dengan kondisi demikian akan menimbulkan hubungan saling menguntungkan dan akan meningkatkan daya dukung masyarakat orang tua dan sekolah secara imbal balik.
Faktor luar seperti penerimaan dan penghargaan masyarakat terhadap para hafizh. Dengan demikian faktor ekstern (lingkungan) pun bisa menjadi faktor yang penting dalam menumbuhkan motivasi menghafal. Penerimaan masyarakat yang besar terhadap penghafal Al Qur'an akan meningkatkan semangat penghafal Al Qur'an
c) Politik dan ekonomi
Pada gambar 3 diatas digambarkan bahwa ekonomi dan politik menjadi faktor daya dukung pendidikan. Suatu kondisi yang aman akan sangat mendukung proses pembelajaran disekolah. Ekonomi yang stabil akan menciptakan situasi kondusif, sebab kondisi ekonomi masyarakat dan orang tua berbanding seimbang dengan mutu pendidikan. Sistem pendidikan akan mengikuti pola perubahan kondisi komponen pendukungnya.
Dalam hal ini Sumitro menyatakan bahwa sistem pendidikan tidak bebas nilai dan bebas budaya, juga terkait komunitas lokal, nasional dan global ... serta pendidikan itu sangat dinamis dan responsif terhadap perubahan-perubahan serta kecenderungan pada lingkungan yang sedang berlangsung (baik kondisi politik maupun ekonomi).
Uraian diatas merupakan kondisi ideal terlaksananya pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan kondisi demikian akan meminimalkan kesulitan yang mungkin muncul. Dengan sistem yang baik sekolah akan dapat membaca apa bila terjadi kesalahan, dengan sesegera mungkin dapat memperbaiki, sehingga kesalahan runtutan tidak muncul.
Berpola terbalik apabila kondisi ideal tidak terpenuhi tentunya bermacam kesulitan dapat dimungkinkan akan muncul, gangguan kesalahan dan kesulitan yang muncul selama proses pembelajaran tidak akan terdeteksi. Karena banyaknya masalah yang muncul menyebabkan upaya perbaikan tidak terlaksana secara sempurna. Dengan kondisi ini tujuan pembelajaran yang diharapkan tidak tercapai secara optimal.

3. Metode Drill Dalam Mengatasi Kesulitan Menghafal Surat-Surat Pendek
a. Keunggulan metode drill dalam mengatasi kesulitan menghafal surat-surat pendek
Dalam pembelajaran metode drill atau latihan digunakan untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan benar. Metode dilaksanakan dalam upaya memperoleh ketangkasan, ketepatan, kesempurnaan dan keterampilan suatu materi berkaitan dengan hafalan. Pada saat metode drill dilaksanakan dalam kegiatan menghafal surat-surat pendek akan ditemukan kemungkinan kesalahan, kesalahan ini perlu diperbaiki hafalan sempurna.
Perencanaan latihan yang dilaksanakan murid berkaitan erat dengan berbagai komponen kegiatan belajar. Kegiatan yang berkesinambungan, terpadu dan terevaluasi. Dalam Mansyur menyebutkan keunggulan keunggulan metode drill dalam mengatasi kesulitan menghafal surat-surat pendek, yaitu:
1) Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan menggunakan metode drill akan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
2) Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan tidak memerlukan banyak konsentrasi dalam pelaksanaannya
3) Pembentukan kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang komplek, rumit menjadi lebih otomatis “habitation makes complex movement more automatic”

b. Kelemahan-kelemahan metode drill dalam mengatasi kesulitan menghafal surat-surat pendek
Penggunaan metode drill dalam pembelajaran memerlukan strategi khusus dimana guru harus benar jeli, guru mampu memilih dan memilah antara materi yang dapat dan tepat dengan metode drill, guru juga sedapat mungkin bisa memilah mana yang tidak cocok dengan metode drill. Kemampuan ini tentunya sudah dimiliki oleh guru yang sudah berpengalaman dalam mengajar.
Pemahaman guru atas potensi siswa menjadi pertimbangan dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode drill. Materi yang dilatihkan untuk anak didik efektif jika berupa praktik atau menghafal tergantung pada kompetensi yang diharapkan. Dalam Zakiah Daradjat menyatakan salah satu prinsip pendidikan adalah prinsip aktivitas yaitu tanggapan sesuatu dari yang dialami atau dikerjakan sendiri lebih sempurna dan mudah direproduksi dan pengertian yang diperoleh adalah jelas... pada waktu guru mengajar, ia harus memberi kesempatan kepada murid agar mereka aktif rohani maupun jasmani, secara perseorangan ataupun kelompok.
Pemahaman guru tentang keunggulan dan kelemahan suatu metode perlu juga menjadi referensi sebagai bahan pertimbangan. Alokasi waktu yang tersedia untuk mengatasi kelemahan yang ditemukan perlu diketahui sebelum aktivitas pembelajaran berlangsung. Hal ini terkait dalam penyusunan rencana program pembelajaran. Mansyur menyebutkan adanya kelemahan-kelemahan dari metode latihan jika dilaksanakan dalam pembelajaran. Adapun kelemahan-kelemahan metode drill antara lain:
1) Menghambat bakat dan inisiatif murid, karena murid lebih banyak dibawa kepada konformitas dan diarahkan kepada uniformitas.
2) Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan.
3) Membentuk kebiasan yang kaku, karena murid lebih banyak ditujukan untuk mendapatkan kecakapan memberikan respon secara otomatis, tanpa menggunakan intelegensi.
4) Menimbulkan verbalisme, karena murid-murid lebih banyak menghafal soal-soal dan menjawabnya secara otomatis.

c. Cara mengatasi kelemahan metode drill dalam mengatasi kesulitan menghafal surat-surat pendek
Dalam menggunakan suatu metode dalam pembelajaran tidak ditemukan metode yang sempurna. Demikian pula dalam menggunakan metode drill dalam pembelajaran masih ada kelemahan. Ada bermacam cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan metode drill, seperti:
1) Latihan hanyalah untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis
2) Latihan harus memiliki arti luas:
a) Jelaskan terlebih dahulu tujuan dari latihan itu.
b) Agar murid dapat memahami manfaat latihan itu bagi kehidupan murid.
c) Murid perlu mempunyai sikap, bahwa latihan itu diperlukan untuk melengkapi belajar.
3) Masa latihan secara relatif singkat, tetapi sering dilakukan pada waktu-waktu tertentu.
4) Latihan harus menarik, gembira dan tidak membosankan. Untuk itu perlu:
a) Dibangkitkan minat intrinsik.
b) Tiap-tiap kemajuan yang dicapai murid harus jelas.
c) Hasil latihan terbaik dengan sedikit menggunakan emosi.
5) Proses latihan dan kebutuhan harus disesuaikan dengan perbedaan individual.
a) Tingkat kecakapan yang diterima pada satu saat tidak perlu sama.
b) Perlu diberikan latihan perorangan dalam rangka menambah latihan kelompok.

Pembelajaran merupakan upaya mananamkan kebiasaan yang benar, tepat dan sesuai tatanan moral dan aturan yang diakui masyarakat pada anak. Pengulangan, penekanan, evaluasi harus sering dilakukan, sebab anak kelas satu sekolah dasar berada masa transisi antara dunia keluarga dengan dunia kemandirian (dewasa). Aktifitas motorik yang tinggi merupakan dunia mereka. Untuk itu guru dalam menerapkan metode harus mempertimbangan potensi fisik yang dimiliki anak. Kegiatan yang menyenangkan menjadi prioritas yang harus ada pada setiap pembelajaran.
Penyesuaian yang berangsur-angsur akan mendorong anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan tanpa paksaan. Dalam penerapan metode drill (latihan) tentunya efektif bagi mereka sebab dunia mereka yang mengasyikan akan lebih mendorong keberhasilan jika materi yang diberikan hanya sedikit melibatkan aspek kognitif dan konsentrasi mereka.
Kegiatan menghafal surat-surat pendek akan mengasyikan mereka, mereka akan terbuai jika kegiatan menghafal ini dengan irama. Pengulangan dalam aktifitas bersama bagi mereka adalah sesuatu yang menyenangkan sebab dengan bersama ini anak tidak merasa diperhatikan secara khusus, mereka akan merasa tenang sebab perhatian terbagi untuk yang lain. Dari kondisi inilah peran evaluasi perorangan perlu dilakukan untuk mengatasi kesalahan dan kesulitan-kesulitan dalam menghafal surat-surat pendek.
Evaluasi digunakan untuk meningkatkan materi hafalan jika ketepatan, ketangkasan dan keterampilan suatu materi tercapai. Evaluasi juga mempunyai peranan untuk meningkatkan kepercayaan diri dimana anak akan merasa yang dihafal sudah benar. Dengan keyakinan ini anak akan mengeksplor secara lugas tanpa keraguan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar