Senin, 11 April 2011

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AV BAB 1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Penegasan Istilah
Membaca merupakan langkah awal untuk mengetahui maksud dari sebuah bacaan terutama untuk mengetahui isi dari skripsi ini. Dengan dasar pemikiran demikian maka penulis akan memaparkan serta menegaskan istilah-istilah yang berkaitan dengan judul skripsi yaitu Upaya mengatasi Kesulitan menghafal surat-surat Pendek dengan Metode Reconnecting siswa kelas IV SDLB Negeri Pangkalpinang.
Metode adalah cara mengajar dan bagaiman sesuatu sesuatu diajarkan atau jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan. Mansyur (1981). Reconnecting adalah metode belajar dengan cara menghubungkan kembali artinya mengembalikan perhatian anak didik pada pelajaran setelah beberapa saat tidak melakukan suatu aktifitas.
Kesulitan belajar dalam IG AK Wardani menyatakan kesulitan (disabilities) adalah:
Ketidakteraturan atau gangguan dan kesulitan belajar (learning disabilities) berarti ketidakteraturan atau gangguan dalam pemahaman atau pemrosesan bahasa termasuk di dalamnya kesulitan dalam mendengarkan, berfikir, berbicara membaca dan matematika.
Munawir Yusuf menambahkan bahwa kesulitan belajar adalah anak yang secara nyata mengalami kesulitan dalam tugas tugas akademik khusus maupun umum yang disebabkan oleh suatu hal sehingga prestasi belajarnya rendah dan anak tersebut beresiko tinggi tinggal kelas.
Dari segi kebahasaan menghafal adalah berusaha meresapkan kedalam pikiran agar selalu ingat (tidak lupa). Abu Ahmadi dan Widodo S dalam kegiatan belajar menghafal surat-surat pendek siswa menyatakan menghafal surat surat pendek pada kenyataannya dilapangan peserta didik bisa melafalkan surat surat pendek secara berkelompok tetapi apabila perorangan maka ada yang hafal karenaikut-ikutan sehingga apabila perorangan maka hasil yang kita dapat pasti baik tetapi apabila perorangan maka kita dapat mengambil penilaian secara obyektif dan dapat mendapat berapa persen keberhasilan dalam pembelajaran yang kita ulas.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa mengingat atau menghubungkan kembali perhatian siswa terhadap materi yang sudah lampau perlu dilakukan dengan harapan penguasaan atas hapalan surat-surat pendek dalam semakin kuat. Tidak lepas pula peran dan dukungan orang tua dalam aplikasi surat-surat pendek dalam kegiatan keagamaan seperti dalam sholat dan kegiatan lain tentu sangat mendukung peningkatan kemampuan menghafal surat-surat pendek yang menjadi materi hafalan.
Dengan kegiatan menghafal di rumah secara otomatis perhatian anak didik terkait langsung dengan materi hafalan surat-surat pendek di sekolah. Dan dengan kondisi anak didik dengan ketunagrahitaan dikarenakan tingkat kecerdasan diperlukan metode metode khusus agar kesulitan menghafal surat surat pendek lebih mudah, cepat dan efektif.
B. Alasan Pemilihan Judul
Anak didik dengan ketunagrahitaan adalah individu yang sedang berkembang yang selalu berubah dalam dirinya. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikhis yang khas sehingga menjadi insan yang unik. Sekalipun dengan keterbatasan kecerdasan peserta didik telah memiliki potensi yang ingin dan perlu dikembangkan serta diaktualisasikan dalam kehidupan serta karena ketunagrahitaannya untuk mengaktualisasikan ini bantuan, bimbingan sangat dibutuhkan secara lebih sistematis didaktis agar dapat berkembang optimal sesuai potensi yang dimiliki. Dengan kondisi yang dimiliki anak diatas menjadikan kemampuan menghafal dirasakan lemah.
Kompetensi anak didik terlihat dalam berbagai aspek baik secara mental maupun yang bersifat akademik seperti penguasaan kebahasaan, matematik, pengetahuan yang bersifat spiritual atau keagamaan tentunya sebagai ciri agama yang dianutnya. Kemampuan hafalan surat-surat pendek tentunya bisa menjadi salah satu tolok ukur pemahaman agama anak didik.
Metode yang tepat yang dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan akan membawa perubahan baik dari pihak pendidik maupun peserta didik. Cara yang digunakan dalam proses transformasi pengetahuan mutlak diperlukan dengan penemuan-penemuan metode-metode baru yang dirasa lebih efektif dari metode yang sudah ada. Demikian pula metode reconnecting menjadi salah satu pustaka keragaman metode pembelajaran yang akan memberi sumbangan dalam optimalisasi ketercapaian tujuan pendidikan yang sudah ditentukan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Dari wacana inilah penulis merasa tertarik dan perlu untuk mengangkat judul Upaya mengatasi Kesulitan menghafal surat-surat Pendek dengan Metode Reconnecting siswa kelas IV SDLB Negeri Pangkalpinang. Sebab penulis memperhatikan adanya kelemahan siswa dalam menghafal surat-surat pendek pada umumnya dan siswa tunagrahita ringan di SDLB Negeri Pangkalpinang pada khususnya. Hafalan surat-surat pendek berdasarkan kurikulum merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki siswa, dengan penulisan ini diharapkan kesulitan siswa Tunagrahita ringan di SDLB Negeri Pangkalpinang dapat teratasi.

C. Latar Belakang Masalah
Sebagaimana diketahui bahwa keadaan anak-anak ada yang normal ada pula anak dibawah normal dan atau diatas normal. Beberapa anak lebih cepat belajar daripada anak yang lain disamping ada juga anak yang belajar lebih lamban dari teman seusiannya. Tetapi kelambanan ini tidak serta merta karena tunagrahita tetapi bisa disebabkan oleh karena terlambat masuk sekolah, sehingga tingkat kelasnya tertinggal oleh kawan seusiannya, atau karena sering tidak masuk kelas, dapat juga disebabkan tidak suka pada guru, mata pelajaran atau juga karena tidak senang pada kawan-kawannya, atau juga karena guru tidak senang dengan anak didiknya. Kenapa kemampuan anak didik menjadi lamban, banyak faktor yang dapat menyebabkan anak ketinggalan bahkan mungkin sangat komplek lingkungan yang tidak mendukung untuk pelaksanaan pembelajaran pun memungkinkan menjadi penyebab kelambanan anak didik.
Dalam penulisan ini kelambanan disebabkan secara nyata karena kecerdasan jelas dibawah rata-rata disamping itu juga mereka mengalami keterbelakangan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan kecenderungan anak tunagrahita ini kurang cakap dalam memikirkan hal-hal yang abstrak, sulit dan berbelit-belit.
Orang tua anak yang sering menanyakan beberapa hal tentang hafalan siswa didik yang masih minim dan sepertinya kurang ditekankan juga kenyataan yang ada anak didik kurang tertarik dengan kegiatan menghafal surat-surat pendek. Anak didik dengan ketunagrahitaan terlihat lebih mudah menghafal lagu-lagu yang sering mereka dengar, orang tua kadang membandingkan anak tunagrahita dengan anak yang normal sebayanya yang juga mampu menghafal lagu-lagu yang sama.
Berkaitan dengan kenyataan kemampuan anak tunagrahita dengan anak normal Sutjihati Sumantri menyatakan:
Pada masa awal perkembangan hampir tidak ada perbedaan antara anak-anak tunagrahita dengan anak yang memiliki kecerdasan rata-rata…akan tetapi semakin lama perbedaan pola perkembangan antara anak tunagrahita dengan anak normal semakin kelihatan jelas.

Jadi tidak salah jika orangtua berfikir demikian sebab sepertinnya tidak ada beda antara kemampuan menghafal surat-surat pendek dengan menghaffal lagu. Dengan kata artian daya ingat anak sama dengan anak normal. Anak normal mampu menghafal lagu tertentu anak tunagrahita pun mampu menghafal, tetapi kemampuan menghafal anak tunagrahita sesuai pola perkembangannya jika dengan cara yang sama dengan anak normal akan terlihat perbedaanya.
Sutjihati Sumantri menambahkan tunagrahita atau terbelakang mental merupakan kondisi dimana perkemmbangan kecerdasannya mengalami hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan yang optimal.
Hafalan surat-surat pendek tidak terlepas dari bacaan seputar doa sholat, surat dari al qur’an dari awal sholat sampai ditutup salam ini menjadi bahan hafalan peserta didik ayat-ayat pendek yang musti hafal dalam agama Islam adalah dua kalimat syahadat, tentunya menjadi tolok ukur keagamaan anak didik.
Labib MZ dan Maftuh Ahnan menyatakan bahwa: orang yang sudah merasa meyakini rukun Islam sebagai aqidah dengan mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai bukti kebenaran dan rukun Islam. Tak lepas pula syariat dengan mengamalkan ibadah dalam bentuk perbuatan.
Syahadat merupakan ayat wajib bagi orang yang beriman dan ayat-ayat dalam sholat sebagai rukun sah sholat. Juga banyak doa sunat harian yang jika diamalkan akan mendapatkan pahala, tentunya ini tidak terlepas dengan kegiatan menghafal. Jadi salah satu metode yang dicantumkan dalam kurikulum pengajaran, ruang lingkup dan metode hafalan adalah salah satu metode tradisional yang diterapkan di pesantren-pesantren umunya dipakai untuk menghapal kitab-kitab tertentu juga sering dipakai untuk menghapal al Qur’an baik surat-surat pendek maupun secara keseluruhan.

Pendidikan Islam dalam pelaksanaannya membutuhkan metode yang tepat yang sesuai dengan minat dan kondisi anak didik metode adalah jiwa darisuatu proses transformasi tujuan pendidikan sebaikk apapun dan sesempurna apapun kurikulum, tanpa metode yang tepat tidak akan mampu mencapai tujuan pendidikann yang diharapkan. Mohammad Noor Syam dalam Samsul Nizar menyatakan bahwa metode adalah:
1. Suatu prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan
2. Suatu teknik mengetahui dalam proses mencari ilmu pengetahuan dari suatu materi tertentu
3. Suatu ilmu yang merumuskan aturan-aturan dari suatu prosedur.
Mel Siberman mengemukakan ada 101 bentuk metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran aktif dimana semua metode dapat diterapkan dalam pembelajaran sesuai dengan jenis materi dan tujuan yang diinginkan dan dapat dapat dicapai oleh anak. Salah satu metode tersebut adalah Metode Reconnecting (menghubungkan kembali) metode ini digunakan untuk mengembalikan perhatian anak didik pada pelajaran setelah beberapa saat tidak melakukan aktifitas.
Prosedur dalam pembelajaran menggunakan Metode Reconnecting adalah sebagai berikut:
1. Mengajak anak didik kepada pelajaran dengan memanfaatkan beberapa menit untuk mengaitkan kembali pelajaran dengan pengetahuan anak hal ini akan memberi makna yang berarti bagi anak.
2. Mengajukan pertanyaan seperti menanyakan tentang mata pelajaran terakhir dengan orientasi pada ingatan yang tertahan dalam diri anak didik, sudahkah anak didik mengamalkan sesuai materi pelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Mengorek keterangan pengalaman siswa dalam mengamalkan menanyakan kekawatiran yang mungkin dirasakan anak didik yang terkait dengan kegiatan hari berjalan juga ditanyakan perasaan anak didik saat menghadapi pelajaran pertemuan berjalan.
3. Dapatkan respon dengan salah satu format dalam sub kelompok atau bisa juga dengan pembicara ditunjuk sesuai urutann panggilann.
4. Menghubungkan dengan topik sekarang (pembelajaran berjalan).
Dalam pelaksanaan pembelajaran variasi dapat dilakukan seperti :
1. Mengulas mata pelajaran yang sudah lewat.
2. Menyampaikan dua pertanyaan konsep atau sejumlah informasi yang tercakup dalamm pelajaran yang lalu. Meminta siswa untuk memberikan suara terhadap suatu yang paling mereka sukai untuk diulas dalam pembelajaran berjalan dari beberapa kelompok diundi untuk mencari pemenang dimana permintaan materi yang menangakan diulas dalam pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik mengadakan penelitian yang berjudul “ Metode Reconnecting dapat mengatasi kesulitan belajar menghafal surat surat pendek siswa tunagrahita ringan kelas IV SDLB Negeri Pangkalpinang”

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dipaparkan dalam latar belakang masalah diatas maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah metode reconnecting dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SDLB Negeri Pangkalpinang dalam menghafal surat-surat pendek pada pelajaran pendidikan agama Islam.
2. Bagaimana aktivitas siswa dalam menghafal surat-surat pendek
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui aktivitas siswa dalam menghafal surat-surat pendek menggunakan metode reconnecting
2. Mengetahui efektifitas metode reconnecting untuk mengatasi kesulitan siswa menghafal surat-surat pendek.
3. Meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran hafalan surat-surat pendek menggunakan metode reconnecting.
Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkann dapat memberi sumbangan wawasan tentang salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
2. Seacara praktis hasil penelitian diharapkan dapat menjadi panduan praktis bagi orang tua, guru maupun pihak lain yang menginginkan serta peduli dalam aktifitas pembelajaran dan juga menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi.

F. Telaah Pustaka
Sepanjang pengetahuan penulis dari beberapa tulisan yang relevan dengan penelitian ini, seperti hasil penelitian Suryani yang berjudul Peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika melalui Strategi Reconnecting (Penelitian Tindakan Kelas Pembelajaran Matematika Kelas VII. C SMP Negeri Surakarta). Tujuan dari penelitian ini yaitu dengan strategi manghubungkan kembali, siswa akan aktif dan minat untuk belajar matematika meningkat, sebab mereka belajar dengan materi yang berhubungan dengan materi yang sudah dipelajari, dengan meningkatnya keatifan ini tujuan kompetensi akhir pembelajaran akan tercapai yaitu peningkatan pemahaman dan meningkatnya prestasi.
Sementara dalam penelitian yang lain yang dilakukan oleh Ardi dengan judul Efektifitas metode Sorogan Al Quran terhadap Motifasi Hafalan. Dalam kegiatan sorogan in siswa berhadapan langsung dengan guru, dimana interaksi mereka telah saling mengenal, metode ini dilakukan siswa tidak terlepas dari kesiapan yang harus dilakukan sepeti menghafal terlebih dahulu sebelum bertemu dengan guru bersangkutan (materi hafalan selalu diingat dan dilakukan kegiatan menghafal dimanapun tempat selain tempat yang dilarang membaca al Quran. Orientasi akhir sorogan ini adalah meningkatnya kemampuan hafalan al Quran siswa.
Sedangkan dalam penelitian ini dengan judul Upaya mengatasi Kesulitan menghafal surat-surat Pendek dengan Metode Reconnecting siswa kelas IV SDLB Negeri Pangkalpinang. Tujuan penelitian yaitu meningkatkan kemampuan hafalan siswa kelas IV SDLB Negeri Pangkalpinang dengan metode pembelajaran yang tepat, dimana siswa terbiasa dengan pemahaman materi yang selalu terhubung atau menghubungkan materi satu dengan lainya, serta dengan metode ini siswa semakin sering latihan menghubungkan dengan mareri sebelumnya kemampuan hafalan surat-surat pendeknya meningkat.
G. Landasan Teoritis
Metode pembelajaran dalam proses mencapai tujuan pendidikan mempunyai peranan yang penting Al Saibany dalam Samsul menjelaskan metode pendidikan adalah segala segi kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka mencapai proses belajar yang diinginkan dan perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku mereka (anak didik)
Dalam teori belajar menurut ilmu jiwa Assosiasi terdapat dua macam teori belajar yang dikenal yakni teori belajar “Connectivisme” dan teori ”Conditioning” dalam penulisan ini akan yaitu teori Connectivisme dimana reaksi (Response) terjadi karena pengaruh suatu perangsang (stimulus) perangsangan bisa muncul dari diri individu juga bisa datang dari orang lain. Dalam proses belajar stimulasi dimaksudkan agar timbul hubungan S-R (stimulus-response) secara disadari. El. Thorndike dalam Mansyur menyatakan belajar adalah pembentukan atau penguatan hubungan antara S (stimulus) dan R (respons) antara S dan R terjadi suatu hubungan yang erat bila selalu dilatih, berkat latihan hubungan S – R menjadi otomatis.
Gagne dalam Sri Anitah menyatakan bahwa belajar adalah proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
Dari tinjauan diatas penulis dapat menyimpulkan adanya kesamaan antara teori connectivisme (teori S-R) dengan metode reconnecting dimana keduanya berkaitan antara stimulus (S) dari guru berupa ajakan perhatian atau perintah dengan respon (R) berupa aktivitas mengucapkan surat-surat pendek yang dihapal siswa. Serta dengan seringnya peristiwa menghubungkan (connecting) siswa didik akan berubah perilakunya dari aktifitas yang sebelumnya lambat terhadap stimulus menjadi lebih cepat merespon akibat pengalaman yang tertanam dalam diri anak didik.
H. Metodologi Penelitian
1. Rencana Penelitian
a. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Pangkalpinang dengan jumlah 6 anak.
b. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas IV Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Pangkalpinang
c. Waktu Penelitian
Waktu penelitian diperkirakan selama 3 bulan yaitu bulan Januari – Maret, sedangkan waktu perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian dilakukan selama semester genap tahun pelajaran 2011/2011.
d. Lama Tindakan
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan bulan Januari, Februari dan Maret mulai dari siklus I, siklus II dan siklus III.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan (aksi) yang dilakukan oleh guru (pelaku). Mulai dari perencanaan sampai dengan penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
3. Sifat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas bersifat empiris yaitu peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan dan membukukan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama tindakan berlangsung Prinsip kegiatan penelitian yaitu merencanakan, melaksanakan tindakan, membukukan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama tindakan dilakukan, serta menyimpan catatan dan pengumpulan pengalaman peneliti dalam pekerjaan sehari hari.
4. Model Penelitian
Model Penelitian Tindakan Kelas menggunakan model Kurt Lewin dimana dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu:
1) Perencanaan (planing) I
2) Aksi atau tindakan (acting) II
3) Observasi (observing) III
4) Refleksi (refllecting) IV
Langkah tersebut digambarkan:

Gambar I. Bentuk Spiral terdiri dari beberapa siklus
5. Sumber Data
Untuk menarik kesimpulan dari kegiatan penelitian, sumber data induktif berupa:
a. catatan harian seperti riwayat pribadi yang dilakukan secara teratur, seputar topik yang menarik, terkait perasaan, reaksi, penafsiran, refleksi dugaan hipotesis dan penjelasan yang tertuang dalam intrumen penelitian.
b. Sumber pelengkap data yang lain berbentuk foto/ slide yang digunakan untuk merekam peristiwa penting.
c. Penampilan subyek penelitian pada saat kegiatan penilaian tentang penguasaan siswa atas materi yang menjadi bahan pembelajaran, hasil penilaian untuk mencari kelebihan dan kekurangan untuk diatasi pada siklus selanjutnya.
6. Analisa data
a. Teknik analisa
Data yang terkumpul dari pelaksanaan penelitian tindakan disusun, diklasifikasikan dan dianalisa dalam bentuk deskriptif kualitatif artinnya hasil penelitian dipaparkan secara tertulis tanpa adanya perhitungan secara statistik.
b. Teknik Keabsahan Data
Untuk mendapat Keabsahan data yang benar dilakukan dengan trianggulasi data: yaitu melakukan diskusi dan curah pendapat dari orang lain atau teman sejawat yang mempunyai perhatian terhadap kegiatan penelitian dan peduli terhadap pendidikan.
7. Jadwal penelitian



DAFTAR PUSTAKA

http;//istikuma,,wordpress.com/2009/08/03/ Strategi Pembelajaran-aktive-learning/

Abu Ahmadi dan Widodo S, PsikologiBelajar, (Jakarta. Rinneka Cipta : 2004 )

Depdiknas, Dirjendikdasmen, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta, Direktorat Tenaga Kependidikan: 2004 )

IGAK Wardani Pengajaran Bahasa Indonesia Bagi Anak Berkesulitan Belajar.(Dirjendikti, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Pengadaan Tenaga Kependidikan, 1996)

Munawir Yusuf , Pendidikan Bagi Anak Dengan Problema Belajar, (Solo. PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri: 2003 )

Pusat Bahasa Departemen Pendidikannasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta. Bala Pustaka : 2007 )

Sutjihati Sumantri , Psikologi Anak Luar Biasa, (Depdikbud Dirjendikti, Proyek Pengadaan Tenaga Guru: 1996)


Skenario Perbaikan

Tujuan perbaikan : Upaya mengatasi Kesulitan menghafal surat-surat Pendek dengan Metode Reconnecting siswa kelas IV SDLB Negeri Pangkalpinang
Siklus ke : I
Hari/Tanggal : Senin 27 September 2011
Hal yang diperbaiki dan ditingkatkan :
1. Kegiatan Pengembangan :
Pada hari pertama mendengarkan cerita “Bertamasya bersama keluarga” terlaksana dengan baik, maka pada hari yang kedua kegiatan lebih ditingkatkan menjadi bercerita dengan boneka keluarga “Aku sayang mama dan papa”

Langkah-Langkah Perbaikan
1. Guru mengajak anak-anak duduk membentuk lingkaran


ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU-PKP 1
(APKG-PKP 1)
LEMBAR PENILAIAN KEMAMPUAN
MERENCANAKAN PERBAIKAN KEGIATAN PENGEMBANGAN





PETUNJUK
Baca dengan cermat SKH/ RK Perbaikan dan Skenario perbaikan Pembelajaran yang akan digunakan oleh guru/ mahasiswa untuk mengajar. Kemudian, nilailah semua aspek yang terdapat dalam rencana tersebut dengan menggunakan butir penilaian di bawah ini:
A SKH/ RK Perbaikan
1 Merumuskan/menentukan indikator perbaikan pembelajaran dan
menentukan kegiatan perbaikan 1 2 3 4 5
1.1 Merumuskan indikator perbaikan
kegiatan pengembangan

1.2 Menentukan kegiatan perbaikan yang sesuai dengan masalah yang diperbaiki

Rata-rata butir 1 = A


2 Menentukan alat dan bahan yang sesuai dengan kegiatan perbaikan 1 2 3 4 5
2.1 Menentukan alat yang akandigunakan dalam perbaikan kegiatan pengembangan

2.2 Menentukan bahan yang akan digunakan dalam perbaikan kegiatan pengembangan dengan materi perbaikan

Rata-rata butir 2 = B


B Skenario perbaikan
3 Melakukan tujuan perbaikan, hal-hal yang harus diperbaiki, danlangkah-langkah perbaikan 1 2 3 4 5
3.1 Menentukan tujuan perbaikan


3.2 Menentukan hal-hal yang harus diperbaiki

3.2 Menuliskan langkah-langkah perbaikan

Rata-rata butir 3 = C

4 Merancang pengelolaan kelas perbaikan kegiatan pengembangan
1 2 3 4 5
4.1 Menentukan penataan ruang kelas

4.2 Menetukan cara-cara pengorganisasian anak agar anak dapat berpartisipasi dalam perbaikan kegiatan pengembangan

Rata-rata butir 4 = D

5 Merencanakan alat dan cara penilaian perbaikan kegiatan
1 2 3 4 5
5.1 Menentukan alat penilaian perbaikan kegiatan pengembangan


5.2 Menetukan cara penilaian perbaikan kegiatan pengembangan

Rata-rata butir 5 = E

6 Tampilan dokumen rencana perbaikan pembelajaran 1 2 3 4 5
5.1 Keindahan, kebersihan dan kerapian


5.2 Penggunaan bahasa tulis

Rata-rata butir 6 = F


Nilai APKG 1 = R
R = A + B + C + D + E + F = 4
6
Pangkalpinang, 27 Februari 2011
Penilai 1/Patner



Normafera)

ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU-PKP 2
(APKG-PKP 2)
LEMBAR PENILAIAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN
PERBAIKAN KEGIATAN PENGEMBANGAN






PETUNJUK

1. Amatilah dengan cermat kegiatan pengembangan yang sedang berlangsung
2. Pusatkanlah perhatian Mahasiswa pada kemampuan guru dalam mengelola kegiatan mengembangkan serta dampaknya pada diri anak.
3. Nilailah kemampuan guru tersebut dengan menggunakan butir-butir penilaian tersebut.
4. Khusus untuk butir 5, yaitu mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam kegiatan pengembangan, pilihlah salah satu butir penilaian yang sesuai dengan kegiatan yang sedang diajarkan.
5. Nilailah semua aspek kemampuan guru.

1 Menata ruang dan sumber belajar Serta melaksanakan tugas rutin 1 2 3 4 5
1.1 Menata ruang dan sumber belajar
sesuai perbaikan kegiatan

1.2 Melaksanakan tugas rutin kelas
sesuai perbaikan kegi atan

Rata-rata butir 1 = A

2 Melaksanakan perbaikan kegiatan 1 2 3 4 5
2.1 Melakukan pembukaan kegiatan sesuai perbaikan kegiatan pengembangan.

2.2 Melaksanakan kegiatan pengembangan yang sesuai dengan tujuan perbaikan, anak, situasi, dan lingkungan


2.3 Menggunakan alat bantu (media) yang sesuai dengan tujuan perbaikan, anak, situasi, dan lingkungan

2.4 Melaksanakan perbaikan kegiatan pengembangan dalam urutan yang logis

2.5 Melaksanakan perbaikan kegiatan pengembangan secara individual, kelompok atau klasikal

2.6 Mengelola waktu kegiatan perbaikan
secara efisien

2.7 Melakukan penutupan kegiatan sesuai dengan perbaikan kegiatan pengembangan

Rata-rata butir 2 = B

.
3 Mengelola interaksi kelas 1 2 3 4 5
3.1 Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan perbaikan kegiatan pengembangan

3.2 Menangani pertanyaan dan respons anak


3.3 Menggunakan ekspresi lisan,tulisan, isyarat, dan gerakan badan


3.4 Memicu dan memelihara keterlibatan anak


3.5 Memantapkan kompetensi anak perbaikan kegiatan pengembangan


Rata-rata butir 3 = B

4 Bersikap terbuka dan luwes serta Membantu mengembangkan sikap Positif anak terhadap kegiatan Bermain sambil belajar
1 2 3 4 5
4.1 Menunjukkan Sikap Ramah, Luwes, Terbuka, Penuh Pengertian, Dan Sabar Kepada Anak

4.2 Menunjukkan kegairahan dalam membimbing



4.3 Mengembangkan hubungan antar pribadi yang sehat dan serasi


4.4 Membantu anak menyadari kelebihan dan kekurangannya


4.5 Membantu anak menumbuhkan kepercayaan diri


Rata-rata butir 4 = D


5 Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pebaikan kegiatan
pengembangan 1 2 3 4 5
5.1 Menggunakan pendekatan tematik


5.2 Berorientasi pada kebutuhan anak


5.3 Menggunakan prinsip bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain


5.4 Menciptakan suasana kegiatan yang kreatif dan inovatif


5.5 Mengembangkan kecakapan hidup


Rata-rata butir 5 = E


6 Melaksanakan penilaian selama Proses perbaikan kegiatan pengembangan
1 2 3 4 5
6.1 Melaksanakan penilaian selama proses kegiatan pengembangan sesuai dengan perbaikan kegiatan

6.2 Melaksanakan penilaian pada akhir Kegiatan sesuai perbaikan kegiatan Pengembangan

Rata-rata butir 6 = F



7 Kesan umum pelaksanaan perbaikan kegiatan pengembangan
1 2 3 4 5
7.1 Keefektifan proses perbaikan kegiatan pengembangan

7.2 Penggunaan bahasa Indonesia lisan

7.3 Peka terhadap ketidaksesuaian prilaku dan kesalahan berbahasa anak

7.4 Penampilan guru dalam perbai kankegiatan pengembangan


Rata-rata butir 7 = G


Nilai APKG 1 = R
R = A + B + C + D + E + F + G = 7
PPangkalpinang , 27 September 2011
PPenilai 1/ Penilai 2 (coret salah satu)


Normafera














LEMBAR REFLEKSI
SETELAH MELAKUKAN PERBAIKAN KEGIATAN PENGEMBANGAN

Nama : Isnayani
NIM : 8115430
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam

A. Refleksi Komponen Kegiatan
1. Apakah kegiatan yang telah saya lakukan sesuai dengan indikator yang saya tentukan? Kegiatan bercerita “Bertamasya bersama keluarga” yang saya lakukan sesuai dengan indikator.

Hal ini terjadi karena : Indikator tersebut sesuai dengan usia anak kelompok B.

2. Apakah materi yang telah saya sajikan sesuai dengan tingkat perkembangan anak?
Ya
Hal ini terjadi karena : Materi yang saya sajikan adalah bercerita “Baertamasya bersama keluarga” sudah sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

3. Apakah media pembelajaran sesuai dengan indikator yang telah ditentukan?
Ya
Hal ini terjadi karena : Media yang saya gunakan sangat sederhana (LKS Bergambar Keluarga)

4. Bagaimana reaksi anak terhadap metode pembelajaran yang saya gunakan? Awalnya anak-anak terlihat sangat senang dan bersemangat kemudian mereka mulai ribut (tidak fokus lagi)

5. Apakah alat penilaian yanng saya gunakan sesuai dengan tingkat perkembangan anak?
Ya
Hal ini terjadi karena : Alat yang saya gunakan yaitu melalui observasi penugasan dan hasil karya.

Refleksi Proses Kegiatan
1. Apakah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan SKH yang saya susun?
Ya
Hal ini terjadi karena : Kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan SKH yang telah dibuat.

2. Apakah kelemahan-kelemahan saya dalam melaksanakan kegiatan (penguasaan materi, penggunaan media dan sumber belajar, penggunaan metode pembelajaran, penataan kegiatan, pengelolaan kelas, komunikasi dan pendekatan terhadap anak, penggunaan waktu, serta penilaian proses dan hasil belajar?
Mungkin dari segi penguasaan materi, penggunaan media dan sumber berlajar, dan metode pembelajaran masih kurang

3. Apa saja penyebab kelemahan saya tersebut? Kelemahan saya karena kurangnya komunikasi dan pendekatan terarah terhadap anak.

4. Bagaimana memperbaiki kelemahan saya tersebut? Saya akan menjelaskan cerita tersebut dengan bahasa yang lebih sederhana lagi dan dengan waktu yang tidak terlalu lama

5. Apakah kekuatan saya dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pengembangan?
Saya telah mempersiapkan SKH dan media pembelajaran sudah siapkan sebelum kegiatan dimulai.

6. Apa penyebab kekuatan saya dalam merancang kegiatan? Kegiatan saya telah sesuai dengan indikator

7. Apa penyebab kekuatan saya dalam melaksanakan kegiatan? Saya merasa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaransudah sesuai dengan tingkat usia anak.

8. Hal-hal unik (positif atau negatif) apa yang terjadi dalam kegiatan yang saya lakukan?
Hal negatif: sebelum selesai saya bercerita ada 3 orang anak mulai ribut dan berlari sehingga konsentrasi anak yang lain mulai buyar.

9. Apakah saya mempunyai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dalam pengambilan keputusan dan tindakan mengajar yang saya lakukan? Jika ya, alasan saya adalah: ya saya telah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, taitu melalui metode bercerita.

10. Bagaimana reaksi anak terhadap pengelolaan kelas yang saya lakukan? (perlakuan saya terhadap anak, cara saya mengatasi masalah, memotivasi anak, dan sebagainya).
Pada waktu bercerita saya kondisikan anak melakukan permainan dulu sebagai pancingan agar anakanak tertarik untuk mendengar cerita.
11. Apakah anak dapat menangkap penjelasan yang saya berikan (misalnya anak dapat menjawab pertanyaan yang saya berikan, melaksanakan tugas dengan tepat? ada beberapa anak yang bisa menjawab pertanyaan yang saya berikan
Hal ini terjadi karena:.Bahasa yang saya sampaikan kepada anak dimengerti sebagian anak.

12. Bagaimanakah reaksi anak terhadap penialaian yang saya berikan? Sangat senag dengan reward yang saya berikan (Menempel tanda bintang di dada)

13. Apakah penilaian yang saya berikan sesuai dengan indikator yang saya tetapkan?
Ya
Hal ini terjadi karena: usia anak sesuai dengan hasil pengamatan saya

14. Apakah anak telah mencapai indikator kemampuan yang telah ditetapkan?
Belum
Hal ini terjadi karena: Masih ada beberapa anak yang mau atau percaya diri untuk bercerita kedepan kelas.

15. Apakah saya telah dapat mengatur dan memanfaatkan waktu kegiatan dengan baik?
Ya
Hal ini terjadi karena: saya memanfaatkan waktu kegiatan pembelajaran sesuai dengan waktu yang disediakan.

16. Apakah kegiatan penutup yang saya lakukan dapat meningkatkan penguasaan anak terhadap materi yang saya sampaikan?
Ya
Hal ini terjadi karena: di kegiatan penutup saya selalu melakukan recalling (pengulangan) materi yang tlah disampaikan dalam kegiatan sehari tersebut.


Rancangan satu siklus
Siklus : Pertama
Kompetensi Dasar :
Kelas : IV C
Tanggal : 27 Februari 2010
Tujuan perbaikan : Upaya mengatasi Kesulitan menghafal surat-surat Pendek dengan Metode Reconnecting siswa kelas IV SDLB Negeri Pangkalpinang
Identifikasi Masalah
: - Kurangnya konsentrasi anak saat menghafal surat pendek
- Anak belum mampu mengingat kembali materi yang akan dipelajari dengan materi sebelumnya
- Anak tidak dapat melanjutkan hafalan surat pendek
- Kurangnya pemahaman aplikatif hafalan surat-surat pendek anak
- Kurangnya motivasi menghafal surat-surat pendek

Analisis masalah : Dari kelima masalah yang teridentifikas masalah yang dianggap paling berat adalah Anak belum mampu mengingat kembali materi yang akan dipelajari dengan materi sebelumnya , masalah tersebut dipilih karena
- Guru kurang memberi arahan
- Mungkin anak masih malu/kurang percaya diri
- Mungkin teknik yang dipakai dalam kegiatan menghafal kurang menarik bagi anak
- Guru kurang memberi motivasi pada anak
Perumusan Masalah : “Bagaimana upaya mengatasi Kesulitan menghafal surat-surat Pendek dengan Metode Reconnecting siswa kelas IV SDLB Negeri Pangkalpinang”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar